SD Islam Al-Ahyar Berkunjung ke P3E Suma, Belajar Bank Sampah, Biopori HinggaDaur Ulang Kertas (dokumen P3E Suma)
P3E SUMA, Makassar- Sebanyak 67 siswa-siswi SD Islam Al-Ahyar dengan 4 orang guru pendamping berkunjung ke Kantor P3E Suma, mempelajari konsep pembuatan Lobang Resapan Biopori, Bank Sampah, hingga Proses daur ulang melalui pendidikan lingkungan Wallacea School (14/9/2017).
Kehadiran guru serta siswa-siswi disambut antusias oleh Ir. Sutirta Rumansyah, M.Si (Kepala Sub Bagian Umum dan Kepeagwaian), sekaligus pengenalan pengelolaan lingkungan hidup atau konsep Eco Office. Sebelum memasuki kantor P3E Suma, siswa-siswi berbaris secara tertib sesuai instruksi guru pendamping. Perilaku ini patut menjadi contoh bagi sekolah lain untuk menjaga sikap yang baik terhdap diri sendiri dan orang lain.
"Setiap tahun ada program sekolah, namanya kegiatan karya wisatalingkungan."Ungkap Wahyuni (guru bagian kurikulum SD).
Lebih jauh Sutirta menjelaskan, "sisiwa-siswi yang berkunjung ke P3E Suma untuk belajarlubang resapan biopor, nanti parasiswa-wi akan melihat apa saja yang telah dilakukan dalam rangka pengelolaan lingkungan."Tuturnya.
"Maksud dan Tujuan kami ke sini adalah untuk mempelajari apa itu Biopori,Daur Ulang kertas,berkunjung keBank Sampah. Selama ini kebiasaan mereka sudah makan langsung buang, bisa nggak sih itu menjadi sesuatu yang berharga. Harapannya sepulang dari sini (baca: kantor P3E Suma) anak didikmenjadi tahu bahwa sampah tersebut bernilai ekonomis." Ujar Anita Dewi salah satu guru pendamping.
"Pohon membantu dunia dari panas, panas berlangsung terus menerus lama-lama pantai losari tidak terlihat karena mencairnya es kutub selatan, banyaknya pohon akan mengurangi pencairan Es."Terang Kabag. TU.
Di hadapan sekitar 67 siswa-siswi SD Al Ahyar, Darhamsyah menekankan pentingnya mengaplikasikan budaya bersih dan cinta lingkungan dari diri sendiri. Menurutnya, lingkungan sekolah harus menjadi contoh dalam hal kebersihan dan pelestarian lingkungan. "misal ketika makan permen bungkusnya jangan dibuang sembarangan. Sebaiknya budayakan menyimpan bungkus bekas permen di kantong dan dibuang setelah menemukan tempat sampah terdekat, jika salah satu orang siswa-siswi dariSD Al-Ahyarmelakukannya maka akhirnya yang lain akan tergerak ikut membudayakan menempatkan sampah bungkus permen pada tempatnya" katanya.
Apa yang dilakukan Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Ahyar patut diapresiasi sebagai sebuah gerakan positif sejak usia dini. Tanpa kita sadari dari kunjungan ini merubah minsedsiswa yang awalnya acuh terhadap sampah, menjadi siswa peduli sampah.
"Menghargai air, dengan hemat air dan menempatkan sampah pada tempatnyasehingga perilaku ramah terhadap lingkungan menjadi sebuah kebudayaan." Pesan Kapus P3E Suma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H