Pertama kali covid 19 masuk indonesia. Masyarakat langsung panik. Memborong masker, handzanitiser, dan antiseptic. Satu boks berisi 50 masker tersebut kekinian melonjak naik menjadi Rp 350 ribu.
Padahal, sebelum virus corona mewabah, satu boks masker berwarna hijau dijual seharga Rp 35 ribu. Pedagang memanfaatkan kepanikan masyarakat. Ilmu ekonomi berjalan. Kebutuhan banyak barang sedikit, maka permainan harga dimulai.
Masker kecil yang semula tidak dipedulikan mendadak menjadi berlian. Harga mahal tapi tetap diinginkan. Orang berbondong-bondong mencari ke semua toko obat dan apotek. Mereka tersadar setelah sekian puluih tahun. Covid 19 yang telah membuat mereka sadar dan peduli kesehatan.
Mengapa orang ahrus pakai masker? Sebenarnya tidak hanya saat covid 19 melanda tapi masker itu penting. Di samping untuk kesehatan diri juga untuk orang lain.
Masker berfungsi untuk menghalangi partikel-partikel kecil untuk masuk ke saluran pernafasan kita. Partikel itu bisa berupa debu, asap ataupun air. Debu melayang-layang di udara dengan bebas. Tidak tampak tapi berbahaya.
Demikian juga dengan asap. Masyarakat kota tidak akan terhindar dari kedua partikel tersebut. Partikel air? Â Partikel ini biasanya muncul dari diri manusia/ Saat mereka batuk, bersin atau berbicara.
Ternyata mereka mengeluarkan partikel-partikel air yang sangat kecil. Bagi orang yang sehat partikel ini tidak berbaaya, tapi jika memiliki riwayat penyakit menular risikonya besar. Meskipun tidak saat itu dampaknya tapi membutuhkan waktu.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat saraf ke pusat batuk yang berada di otak.
Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk (wikipedia), Saat batuk orang akan mengeluarkan cairan yang kasat mata. Cairan itu berukuran kecil dan akan melayang layang di udara. Bayangkan jika cairan itu mengandung bakteri mematikan dan terhirup oleh kita karena tidak pakai masker?
Bersin hampir sama dengan batuk. Saat sesorang bersin di depan kita dengan jarak tertentu. Jangan pernah berpikir bahawa itu biasa saja. Cairan yang sangat kecil keluar dari mulutnya dan melayang layang. Bahkan jangkauannya lebih luas. Kita tidak tahu kandungan yang ada dalam cairan yang keluar dari mulutnya. Jika menhandung bakteri yang mematikan, berarti melayang bebas dan dapat dihirup siapa saja.
Berbicara adalah intensitas yang paling sering kita lakukan. Tahu juga anda bahwa setiap manusia berbicara itu juga mengeluarkan cairan-cairan kecil yang tak kasat mata. Dan cairan itu selain terhirup oleh kita mungkin juga menempel di bagian baju atau tubuh kita.
Memang perlu sebuah kewaspadaan diri dalam menjaga kesehatan kita. Apalagi di dalam situasi saat ini. Covid 19 telah mengajarkan kita untuk hidup sehat, yang selama ini kita abaikan. Menggunakan masker salah satunya. Masker sangat efektif menangkal partikel-partikel tadi.
Tidak perlu malu dan tidak percaya diri. Menggunakan masker lebih sehat daripada tidak. Masker mnolong anda untuk merminimalisir penyakit. Masker juga membuat kita lebih jauh dari kematian. Pilih pakai masker atau mati? Sebuah pernyataan ringan tapi perlu dipikirkan dan dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H