Mohon tunggu...
Eko Purnomo
Eko Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - sebagai peneliti, pengajar, dan penulis

memiliki hobi fotografi, terbuka kepada hal-hal baru, fokus pada bidang pendidikan, pembelajaran, dan seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Watson dan Piaget dalam Pembelajaran Tari Anak

25 Januari 2024   15:16 Diperbarui: 25 Januari 2024   15:20 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Watson merupakan salah satu tokoh psikologi belajar aliran behavioristik. Watson memperoleh gelar Ph.D melalui penelitian dengan menggunakan tikus pada permainan maze atau Lorong berliku. Tikus-tikus tersebut ditempatkan pada suatu ruang dengan lorong-lorong untuk dapat menemukan makanan. Penelitian yang dilakukan oleh Watson memberi konfirmasi terhadap cara berpikir yang berbeda untuk menemukan jawaban, yaitu memperoleh makanan setelah mengalami perjalanan melalui lorong berliku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang bersifat perilaku juga mempengaruhi cara berpikir. Ada kolerasi positif antara pembelajaran bersifat behavioristik dengan konsep berpikir yang digunakan.

Pembelajaran tari merupakan salah satu pembelajaran yang sangat behavioristik. Gerak merupakan elemen dasar pada tari. Gerak merupakan media atau instrumen yang digunakan untuk dapat melakukan ekspresi. Pembelajaran tari, sepertinya halnya yang dilakukan oleh Watson, tidak hanya menggunakan gerak tubuh sebagai media, tetapi juga melibatkan cara berpikir melalui lorong berliku atau maze. Pada tari, seperti yang telah dijelaskan pada model spektrum mazeko, lorong berliku itu bernama ruang, waktu, dan tenaga. Ketiga komponen ini melekat pada gerak yang dilakukan. Ada gerak yang membuat ruang terkesan, luas atau sempit. Ada gerak yang memberi kesan berat, ringan, atau sedang. Ada gerak yang memberi kesan lebih lama, lebih cepat, lebih pendek, lebih panjang waktu atau hitungan yang digunakan. Inilah maze gerak tari jika dilakukan dengan baik dan benar akan memberi dinamika dan tempo pada gerak yang dilakukan. Tempo dan dinamika gerak memberi dampak pada ekspresi tari yang ditampilkan secara optimal dan maksimal.

Pembelajaran tari melalui mazeko dapat dilakukan melalui skemata yang dikembangkan oleh Piaget. Ada irisan antara proses pembelajaran tari dengan skemata, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium memliki kesamaan dengan eksplorasi, improvisasi, dan penyusunan gerak pada proses pembelajaran tari. Berikut ini merupakan proses pembelajaran tari yang dapat menggunakan skemata Piaget.

Eksplorasi

Pada tahapan ini anak diminta untuk melalukan eksplorasi gerak sesuai dengan tema atau arahan yang dilakukan oleh guru. Misalnya, guru melakukan stimulasi dengan menceritakan seekor kumbang yang sedang terbang di angkasa luas, kemudian meminta anak untuk melakukan ragam gerak sesuai dengan interpretasi kumbang yang terbang di angkasa luas. Guru kemudian meminta anak melakukan gerak ketika kumbang masuk pada suatu lubang yang sempit. Anak kemudian melalukan interpretasi gerak ketika memasuki lubang yang sempit. Perubahan-perubahan gerak yang memiliki volume luas, kemudian sempit, merupakan maze yang dapat digunakan oleh guru dengan tujuan anak dapat membedakan gerakan dengan volume luas dan volume sempit. Eksplorasi ini dapat dilanjutkan seolah melakukan gerakan yang sangat berat, tetapi juga gerakan yang sangat ringan, atau sedang. Demikian juga waktu atau hitungan yang digunakan dapat dilakukan secara variasi, kadang lebih lama, lebih cepat, atau lebih lama sekali. Pada tahap ini guru hanya mengenalkan bahwa kumbang merupakan hewan yang bisa terbang.

Improvisasi

Pada tahapan ini guru dapat mengenalkan jenis-jenis hewan yang mampu terbang, tidak hanya kumbang. Ada kupu, ada burung, ada jenis Binatang lainnya. Anak diminta untuk melalukan gerakan terbang hewan yang dilihatnya. Gerak seperti pada saat eksplorasi dilakukan dengan beragam ruang, waktu, dan tenaga. Pada tahapan improvisasi menekankan pada beberapa jenis hewan yang bisa terbang. Pada tahap ini guru meminta anak untuk mengamati salah satu jenis hewan yang mampu terbang tidak hanya ketika terbang tetapi aktivitas lain, misalnya pada saat makan, melakukan lompat di dahan, atau mengibaskan sayapnya. Pengamatan terhadap gerak-gerik inilah yang kemudian diminta dilakukan interpretasi melalui gerak. Pada tahapan ini yang lebih penting adalah memberikan informasi kepada anak bahwa yang mampu melakukan terbang tidak hanya kumbang tetapi juga hewan lain dapat melakukan terbang.

Penyusunan Gerak Tari

Tahapan akhir setelah melakukan eksplorasi dan improvisasi adalah menyusun ragam gerak tari. Anak Bersama dengan guru menyusun ragam gerak tari yang telah diperoleh melalui aktivitas eksplorasi dan improvisasi. Tahapan ini lebih menekankan pada kemampun melakukan ekuilirium atau keseimbangan terhadap hasil eksplorasi dan improvisasi. Ragam gerak yang telah diperoleh kemudian disusun dari ragam gerak pertama sampai terakhir. Guru pada tahapan ini menekankan pada anak bahwa jenis hewan yang dijadikan menjadi tarian merupakan salah satu hewan yang bisa terbang.  

Guru ketika mengembangkan pembelajaran tari pada anak sebaiknya menggunakan konsep teori belajar dan pembelajaran. Hal ini penting dilakukan agar pembelajaran lebih terarah, terukur sehingga mampu mengembangkan potensi anak secara maksimal dan optimal. Pembelajaran tari dapat dijadikan sebagai media atau instrumen untuk mengembangkan potensi berpikir anak. Pembelajaran tari yang bersifat behavioristik sekaligus merupakan instrumen untuk mengembangkan kemampuan berpikir otak belahan kanan dan otak belahan kiri secara bersama-sama secara kontruktivistik.

Daftar Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun