Keterkaitan Manusia harus menyadari bahwa mereka saling terkait dengan alam, dan setiap tindakan yang dilakukan akan berdampak pada lingkungan hidup.
Melalui konsep dharma manusia dengan manusia dan dharma manusia dengan alam, Rangga Warsita mengajarkan bahwa kehidupan yang harmonis dan seimbang dapat tercipta jika manusia mampu mematuhi prinsip-prinsip tersebut. Dalam pandangan Rangga Warsita, manusia bukanlah makhluk yang berdiri sendiri, namun ia selalu terkait dengan sesama manusia dan alam, sehingga keharmonisan di antara keduanya sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan hidup di bumi ini.
Lima tatanan moral mental yang dikenal
dalam budaya Jawa adalah sebagai berikut:
Aja Dumeh Aja Dumeh berarti jangan menganggap diri sendiri lebih hebat atau lebih penting daripada orang lain. Dalam artian yang lebih luas dan mendalam, Aja Dumeh juga mengajarkan untuk tidak merasa lebih unggul atau superior dalam segala hal.
Aja Gumunan Aja Gumunan mengajarkan untuk tidak mudah terkagum-kagum atau terkesan oleh hal-hal yang tidak penting atau sepele. Sebaliknya, tetaplah mempertahankan kesadaran dan kebijaksanaan dalam menghadapi situasi apapun.
Aja Kagetan Aja Kagetan mengajarkan untuk tidak mudah terkejut atau
terpancing emosi dalam menghadapi situasi atau peristiwa apapun. Dengan mempertahankan ketenangan dan keseimbangan emosi, seseorang dapat mengambil tindakan yang tepat dan bijaksana.
Prasojo/Prasaja Prasojo atau Prasaja mengajarkan nilai kesederhanaan dan kecukupan dalam hidup. Seseorang harus belajar untuk hidup dengan apa yang sudah dimilikinya dan tidak mengharapkan terlalu banyak pada hal-hal materi atau duniawi.
Manjing Ajur Ajer Manjing Ajur Ajer mengajarkan nilai kebersamaan dan kerja sama dalam masyarakat. Seseorang harus belajar untuk melebur dengan tulus pada semua masyarakat, tanpa memandang status, latar
belakang, atau perbedaan lainnya. Dengan cara ini, dapat tercipta keharmonisan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.