Mohon tunggu...
Eko Oktapratama
Eko Oktapratama Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa

"ketakutan kita sendirilah yang menghentikan kita untuk terus maju"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Geopolitik dan Dampak Konflik Kawasan dalam Perang Rusia-Ukraina

5 Desember 2024   20:49 Diperbarui: 5 Desember 2024   20:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang Konflik

            Pada tahun 2022, dunia menghadapi tantangan besar akibat pandemi COVID-19 yang mengguncang berbagai aspek kehidupan global. Selain itu, tahun tersebut juga ditandai dengan pecahnya konflik militer antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh. Konflik ini berakhir dengan kemenangan Azerbaijan setelah intervensi Rusia, yang mengakibatkan akuisisi wilayah tersebut secara de facto dan de jure oleh Azerbaijan. Peristiwa ini menandai akhir dari konflik yang berlangsung di tengah pandemi COVID-19 dan menjadi prelud bagi ketegangan geopolitik yang lebih besar di kawasan tersebut.

            Tidak lama setelah penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh, Rusia kembali terlibat dalam konflik bersenjata dengan Ukraina pada bulan Februari 2023. Konflik Rusia-Ukraina ini muncul di tengah prediksi yang telah lama mengindikasikan kemungkinan terjadinya perang antara kedua negara dengan tingkat pesimisme yang tinggi. Perang ini tidak hanya menjadi sorotan regional, tetapi juga menarik perhatian global karena dampaknya yang luas terhadap politik, ekonomi, dan keamanan internasional.

            Rusia dan Ukraina, dua negara yang berbagi sejarah panjang, terikat dalam konflik yang kompleks dan berkepanjangan sejak 2014. Latar belakang konflik ini sebagian besar didorong oleh faktor sejarah, politik, dan geopolitik yang rumit. Sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Ukraina yang sebelumnya bagian dari Uni Soviet, memilih kemerdekaan. Namun, perjalanan Ukraina sebagai negara merdeka tidak terlepas dari pengaruh kuat Rusia, terutama dalam bidang politik dan ekonomi.

            Akar konflik Rusia-Ukraina bermula dari perbedaan orientasi politik antara kedua negara. Ukraina, terutama sejak tahun 2004, menunjukkan minat besar untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Hal ini dianggap Rusia sebagai ancaman langsung terhadap keamanan dan pengaruhnya di wilayah bekas Uni Soviet. Bagi Rusia, Ukraina adalah wilayah strategis penting karena berbatasan langsung dan menjadi akses ke Laut Hitam. Seiring waktu, ketegangan meningkat dengan adanya revolusi di Ukraina pada 2014 yang dikenal sebagai Euromaidan. Revolusi ini mengakibatkan jatuhnya Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, yang pro-Rusia, dan digantikan oleh pemimpin yang lebih pro-Barat.

            Keterpihakan Ukraina ke arah Barat memicu reaksi keras dari Rusia. Pada 2014, Rusia menginvasi dan mencaplok wilayah Crimea dari Ukraina, mengklaim bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk melindungi warga Rusia di wilayah tersebut. Langkah ini menimbulkan kecaman internasional dan membawa sanksi berat dari negara-negara Barat. Selain itu, Rusia diduga kuat mendukung separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur, yang memicu konflik bersenjata dan menciptakan daerah konflik yang terus berlangsung hingga kini.

            Ketegangan ini kembali meningkat drastis pada awal tahun 2022, ketika Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina. Konflik ini menciptakan krisis kemanusiaan besar, dengan ribuan korban jiwa, jutaan warga sipil mengungsi, dan infrastruktur Ukraina yang hancur akibat serangan. Invasi tersebut dianggap sebagai upaya Rusia untuk kembali menguasai Ukraina dan menghalangi keinginan negara tersebut untuk bergabung dengan NATO atau Uni Eropa, yang dipandang Rusia sebagai ancaman langsung.

            Sejarah menunjukkan adanya pergantian antara periode ketenangan geopolitik dan ledakan geopolitik. Perang Rusia-Ukraina saat ini memiliki potensi untuk mengakhiri tatanan dunia yang telah lama teratur dan memicu volatilitas serta ketidakpastian dalam perkembangan peradaban. Pandangan geopolitik tradisional menganggap perang ini sebagai konflik regional dengan efek tidak langsung pada proses global. Namun, pemahaman konseptual baru tentang geopolitik yang didasarkan pada prinsip sinergistik berargumen bahwa konfrontasi militer skala besar ini memiliki peluang untuk berkembang menjadi perang dunia.

            Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip geopolitik yang dapat menjaga agar perang Rusia-Ukraina tetap berada pada tingkat konflik regional. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami dinamika geopolitik kontemporer dan membantu merumuskan strategi yang efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik tersebut secara damai.

Dimensi Geopolitik

            Konflik Rusia-Ukraina memiliki dampak signifikan dalam skala global dan regional, khususnya dalam dinamika geopolitik. Konflik ini mencerminkan bagaimana hubungan antar negara besar, posisi strategis, dan kepentingan energi dapat membentuk arah kebijakan suatu wilayah. Berikut adalah analisis mengenai dimensi geopolitik yang terjadi:

  • Pentingnya Posisi Geografis Ukraina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun