Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

King The Land: Upaya Mengubah Citra Piramida Kurban Pekerja

20 Februari 2024   12:07 Diperbarui: 24 Februari 2024   07:34 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karya pribadi

Goo Hwa Ran mempercayai bahwa dengan jalan memangkas anggaran kesejahteraan buruh seperti insentif maupun memangkas anggaran makan dan transportasi serta meningkatkan target buruh 2 hingga 3 kali lipat dapat meningkatkan laba perusahaan. Bahkan demi menghemat anggaran perusahaan tinggal merentankan status buruh dan mencari biaya buruh murah lebih-lebih gratis melalui program pemagangan.

"Intinya yaitu mengurangi biaya tetap dan biaya variable secara keseluruhan. Pertama adalah biaya tenaga kerja. Kita kurangi pegawai tetap dan menambah pegawai kontrak. Kita bisa mempekerjakan siswa perhotelan atau pekerja paruh waktu... Kita bisa menghemat biaya sekitar satu miliar won per bulan atau sepuluh miliar lebih pertahun." (episode 13 menit 40:18).

Namun strategi kuno itu ditentang Goo Won. Ia meyakini bahwa peningkatan laba perusahaan dapat dicapai tidak harus dengan strategi eksploitatif. Ia justru membeberkan dengan memberi banyak bonus dan meningkatkan kesejahteraan buruh maka motivasi dan etos kerja buruh meningkat. Hal itu dengan sendirinya juga akan memberikan rasa kepemilikan terhadap perusahaan serta peningkatan laba. Di tambah lagi cara-cara out of the box seperti mengoptimalkan jejaring bisnis di luar negeri dan membuat program kerja sama juga mendorong peningkatan laba.

"Hotel itu bukan sekadar menjual kamar, tetapi juga memberi rasa haru. Maka, perusahaan harus memberi dukungan penuh agar staf dapat memberi pelayanan yang..." ujar Won menjelaskan. Penjelasan tersebut dipotong oleh ayahnya dengan pertanyaan target nominal peningkatan laba. Berbekal branding hotel yang berhasil tercapai di acara HUT Hotel King ke-100 tahun dan program strategis yang matang Goo Won menjelaskan kembali, "Jika begitu, kita mulai dengan sepuluh kali lipatnya, sekitar seratus miliar won. Aku sudah menawarkan konsultasi managemen kepada 170 hotel lokal di seluruh dunia dan 30 di antaranya telah menandatangani kontrak delegasi. Sebagaimana kita ketahui, dengan pendelegasian, kita akan memberi pelayanan atas nama Hotel King dan menerima biaya konsultasi dari sebagian pendapatan. Laba pertahunnya ditaksir lebih dari 35 miliar won. Ada pula tawaran dari hotel bintang enam di Dubai yang masih dibangun, serta kesepakatan dari Grup Resor Comfortable di Belgia yang baru terjun ke dunia perhotelan untuk jadi jaringan Hotel King. Kelak Hotel King tidak hanya akan ada di Korea...Perusahaan membangun pegawai dan pegawai membangun perusahaan. Tadi kalian membahas pegawai kontrak. Mereka meamang lebih mudah untuk dipakai dan dibuang. Akan tetapi, mereka pun akan lebih mudah membuang perusahaan. Kesimpulannya, kita sama-sama siap untuk saling membuang. Mari hentikan cara itu." (episode 13 menit 42:53)

Meskipun secara garis besar fokus film drama Korea dengan genre komedi romantis ini menyorot kisah-kasih antara Sa-rang dengan Goo Won, namun kritik-kritik perburuhan dalam film ini sangatlah menarik dilirik. Kritik perburuhan itu tak hanya menarik ditampilkan dalam adegan yang kaku nan formal seperti pertarungan strategi Goo Won dengan Goo Hwa Ran di dalam rapat direksi tetapi juga dapat disimak melalui problem percintaan antara Goo II Hoon dengan Han Mi-so. Adapun problem perburuhan yang menjadi plot twist episode 15 tersebut tak lain kritik atas union busting (pemberangusan serikat buruh).

Adegan itu secara sangat singkat menampilkan ketidakberdayaan Goo II Hoon melindungi seorang pekerja di bawah kepemimpinanya. Ia tidak dapat melindungi Han Mi-so, istri tercintanya dari ayahnya. Di mata sang mertua, Han Mi-so yang dianggap membahayakan konglomerasi Grup King lantaran mencoba mendirikan serikat buruh. Setelah dianggap memantik upaya konfrontatif terhadap sang mertua, Han Mi-so dibunuh karakternya (dihilangkan rekam jejaknya dari perusahaan maupun dari lingkungan keluarganya hingga harus berpisah dari putranya, Goo Won selama puluhan tahun). Demi melindungi keselamatan Goo Won, Han Mi-so dengan rela menerima ancaman intimidatif dari mertuanya hingga ia akhirnya hadir kembali membantu kesuksesan pernikahan putranya dengan Cheon Sa-rang.

Terlepas dari kekurangan lainnya seperti ending cerita yang seyogyanya dapat didramatisir lebih lanjut, drama korea ini dengan baik mengangkat satu hal yang kerap luput: piramida bisnis yang megah itu seringkali dibangun di atas kurban para pekerja!

Judul King The Land | Sutradara Im Hyun-wook | Produksi Npio Entertainment | Penulis Choi Rom | Genre Komedi Romantis | Tahun 2023 | 16 Episode | Pemain Yoona SNSD (sebagai Cheon Sa-rang), Junho 2PM (sebagai Goo Won), Go Woon-Hee (sebagai Oh Pyeong-Hwa), Kim Ga-Eun (sebagai Kang Da-Eul), Kim Sun-Young (sebagai Goo Hwa Ran), Son Byong-ho (sebagai Goo II Hoon), Nam Gi-ae (sebagai Han Mi-so) | Peresensi Eko Nurwahyudin, alumni Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kader PMII Rayon Ashram Bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun