Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ibu Para Kaum Mukmin

4 April 2023   04:04 Diperbarui: 4 April 2023   04:21 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Para Kaum Mukmin

* catatan Al-Busyro karya Sayyid Muhammad bin ‘Alawy Al-Maliky Al-Hasani

Salah satu arah yang ditunjukkan oleh sejarah adalah arah menjaga keagungan. Keagungan yang merupakan linuwih yang diberikan Allah kepada pemimpin seperti Kanjeng Nabi tentu juga telah dijamin keterjagaannya. Tidak hanya melalui memaksumkan Kanjeng Nabi tetapi juga memilihkan Kanjeng Nabi pendamping hidup yang terbaik.

Berkaca dari isi penjelasan mukadimah manaqib Al-Busyro yang telah diulas sebelumnya, meminta kepada Allah dan ketepatan memilih pendamping hidup menjadi hal penting diperhatikan agar seseorang (laki-laki maupun perempuan) dapat piawai menjawab kelimbunga-kelimbungan hidupnya di dunia. Adapun ketepatan pendamping hidup dapat disimak selanjutnya dalam riwayat agung Sayyidah Khadijah.

Syahdan, selanjutnya dikisahkan bahwa ialah Sayyidatina Kahadijah binti Khuwailid bin Asad bin ‘Abdul Uzar bin Qushai al-Asadiyah (dari garis ayahandanya memiliki trah agung). Garis leluhur dari ayahandanya tersebut bertemu dengan garis silsilah leluhur Kanjeng Nabi pada kakek canggahnya yang bernama Qushai – seorang pemimpin yang telah menghimpun semua kabilah Quraisy. Adapun dari ibunya ialah Fatimah binti Zaidah binti al-Asham dari Bani ‘Amer bin Luay ibnu Ghalib – sehingga pada riwayat lain dikisahkan atas garis leluhur ibunya Sayyidah Khadijah ini Kanjeng Nabi mengatakan bahwa perempuan-perempuan disekeliling (keluarga) Nabi bernama Fatimah. Garis leluhur tersebut dipilihkan dan dijaga Allah sehingga suci secara nasab dari kerusakan najis (kekotoran budaya) zaman jahiliyah – dijelaskan bahwa Sayyidatina Khadijah dan garis leluhurnya tidak pernah menyembah berhala.

Sayyidah Khadijah pun tak hanya dijaga Allah kehormatan dan harga dirinya berdasarkan nasab tetapi juga penjagaan dan pertolongan Allah sangat jelas dari marabahaya sehingga beliau dijuluki Sayyidah Khadijah yang suci. Keagungan Allah yang telah dilimpahkan pada beliau inilah juga yang membuatnya mendapat julukan lain Al-Kubro – sehingga beliau agung secara perilakunya dalam setiap tempat dan keadaan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Sayyidah Khadijah dilahirkan sebelum lahirnya Kanjeng Nabi dilahirkan. Kira-kira terpaut jarak sekitar 15 tahun. Sayyidah Khadijah juga tumbuh dalam rumah suci (dididik akhlak sempurna oleh keluarga yang dijamin oleh Allah) sehinga menjadi sosok yang secara pintar pun cantik parasnya serta punya keutamaan.ketegasan dan ketepatan dalam mengambil setiap keputusan. Beliau juga memiliki kemampuan managerial yang bagus dalam mengelola hartanya, memiliki firasat yang kuat (termasuk dalam memilih Kanjeng Nabi sebagai calon imamnya jauh sebelum menikah dengan beliau), memiliki cita-cita yang luhur, memiliki pandangan (pemikiran ke depan) yang tajam dan mengetahui hal yang lembut (potensi) akibat-akibat atas rencana dan segala tindak tanduknya.

Sayyidah Khadijah sebagai seorang yang kaya juga mengajak orang-orang mendagangkan harta dagangannya dengan akad mudarabah yang halal – yang disepekati di awal dengan keuntungan yang disepakati adil. Sehingga berbagai keutamaan tersebut jadi penampakan (bukti) atas rahasia-rahasia akhlaknya yang diridhoi, serta sifat-sifatnya yang bagus nan jujur – tak elak, beliau sungguh masyhur, terkenal luas seantero zaman jahiliyah.

Singkatnya, tingginya pangkat dan keluhurannya yang masyhur tersebut mengibaratkan beliau bak mutiara yang sangat mahal, suci dan perangainya yang tenang ibarat pohon kemuliaan yang besar – yang memiliki cabang-cabang kuat dan lebat. Beliau ibarat pohon yang terkokoh, dari pepohonan lainnya.

Logo Dars Kuttab. diakses pada 26 Maret 2023 di Instagram Dars Kuttab 
Logo Dars Kuttab. diakses pada 26 Maret 2023 di Instagram Dars Kuttab 

Dipertemukan Kanjeng Nabi

Selanjutnya Allah menghendaki Sayyidah Khadijah yang memiliki kedudukan yang mulia dan bersih, mengumpulkan kemuliaan dunia dan akhirat. Sampailah kabar-kabar tentang Kanjeng Baginda Nabi para utusan – tentang kejujurannya berdasarkan respon kepercayaann semua orang yang lantas dipikir, ditimbang, dan disaksikannya lantas berkeyakinan bahwa Kanjeng Nabi merupakan sosok yang bertaqwa (berhati-hati), bersih (dari penyelewengan) dan dipercaya (al-amin). Kanjeng Nabi juga orang yang mulia dan dimuliakan – yang tidak ditemukan dan tidak dijumpai sebelumnya oleh beliau.

Kemudian Khadijah mengerti bahwa Kanjeng Nabi pernah berdagang dan insyallah mendatangkan keuntungan. Oleh sebab itu, menawarkanlah Khadijah barang dagangannnya (kerja sama) melalui utusan yang dikirim menemui Kanjeng Nabi. Tawaran tersebut akhirnya Kanjeng Nabi sepakati dan diberinya Kanjeng Nabi oleh Khadijah barang-barang dagangannya yang terbaik yang kualitasnya belum pernah diberikan kepada pekerja-pekerja sebelumnya.

Setelah menerima barang dagangan tersebut, Kanjeng Nabi keluar dari Mekkah mendagangkannya ke negara Syam – inilah riwayat perdagangan kedua yang dilakukan Kanjeng Nabi (disebutkan ahli hadis) setelah sebelumnya, yang berdagang ke Syam yang pertama pada umur 7 tahun Kanjeng Nabi diajak oleh pamannya. Adapun dalam berdagang ke sana, Sayyidah Khadijah mengutus pembantu, seorang pemuda laki-laki bernama Maisarah menemani Kanjeng Nabi. Berpesan Sayyidah Khadijah kepada Maisarah untuk melayani Kanjeng Nabi dengan sebaik-baiknya pelayanan. Pada saat yang sama ketika Khadijah memerintahkan tersebut Allah memberi Maisarah perasaan demen kepada Kanjeng Nabi (seperti tutup ketemu tumbu atau cocok). Mahabbah yang Allah berikan itu tembus ke akal dan juga hatinya Maisarah sehingga dalam melayani Kanjeng Nabi, Maisarah melayani dengan ikhlas dan menemani seperti sebagus-bagusnya teman.

Dalam hal ini, tak hanya faktor Allah yang menentukan kesuksesan perjalanan Kanjeng Nabi dan Maisarah, tetapi juga dapat dilihat sebagai bukti firasat yang kuat dan matangnya pertimbangan sebab akibat keputusan yang tepat dari Sayyidah Khadijah manakala mengutus Maisarah. Sehingga dalam konteks hari ini maka sangat dianjurkan untuk berupaya (lahir maupun batin) mencari teman berpergian, berbisnis bahkan teman hidup yang dapat mendukung.

Lebih lanjut, ketika menemani Kanjeng Nabi, Maisarah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri rahasia-rahasia pada diri Kanjeng Nabi dan Maisarah mendengar dengan telinganya sendiri perkara (bukan karangan dongeng dan bukan cerita yang bathil) yang ia dengar tentang Kanjeng Nabi dari seorang pendeta bernama Nasturo. Syahdan, Rohib itu menyaksikan dan bertanya kepada Maisarah tentang kekasih yang termulia (Kanjeng Nabi yang tengah duduk bersandar di bawah pohon), “Siapakah orang ini yang memiliki cahaya melebihi purnamanya cakrawala?” Maka dijawabnya oleh Maisarah, “Itu adalah laki-laki mulya, bangsawan dari tanah Mekkah.” Sontak Rohib tersebut menjelaskan, “tidak pernah ada seseorang yang terus menerus bersandar sangat lama di bawah pohon ini sebelumnya kecuali itu sosok Nabi”.

Yogyakarta, 29 Maret 2023 – 04 April 2023

Catatan: didasarkan pada catatan ngaji Dars Kuttab yang diampu Ustadzah Puput Lestari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun