Dalam Samar, Semar Membangun Kayangan
Judul        : Semar Mencari Raga
Penulis      : Sindhunata
Penerbit     : Penerbit Kanisius
Cetakan     : Ketujuh, 2000
Tebal       : 59 halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â Â : 979-497-722-5
Bagi manusia yang meruang dan mewaktu, eling dan waspada merupakan syarat mutlak untuk dapat selamat dan menyelamatkan. Hilangnya salah satu syarat tersebut atau bahkan tak memiliki keduanya seperti menjalani ironi seekor orong-orong yang putus kepalanya -- seperti Semar yang lepas dari raganya!
Melalui novel yang bertajuk Semar Menari Raga inilah Sindhunata yang terilhami dari lukisan-lukisan Semar menggambarkan sebuah lelakon haru tentang huru hara dari hari ke hari. Pada novel yang dibagi menjadi tujuh bab inilah penulis mengajak pembaca untuk merefleksikan keadaan negara yang sakit dan warganya yang tercekik paceklik. Ketidaktentraman lahir dan batin, permusuhan dan segala watak dan tindak angkara murka terjadi lantaran negara dan warganya kehilangan Semar.
Semar merupakan sosok yang paling samar. Ia merupakan mahluk langit yang sujud dalam raga yang membumi. Ia menjadi pemomong yang paling setia mencari raga untuk dimomongnya. "Apa jadinya penguasa tanpa kawula yang memomongnya?" (halaman 2).