Memindahkan Masjid
Suatu hari Sultan Aaron berbicara di depan orang-orang, "Besok siang, setelah sembahyang jumat, kalian tidak boleh pulang. Aku akan membuat sebuah pengumuman yang sangat mustahil."
"Masjid kita di sekitar istana sangat bising. Jadi, saya ingin memindahkan masjid kita ke lain lokasi. Siapapun yang dapat memindahkan masjid tersebut akan mendapat hadiah yang melimpah."
Tak ada satupun yang menerima menyanggupi tawaran itu. Sang Sultan mengulang pengumumannya beberapa kali. Tetap saja, tak satupun yang angkat bicara. Sang Sultan memperhatikan satu demi satu orang-orang. Matanya menyisir, mencari Abu Nawas. Tatkala ia mendapati Abu, ia bertanya, "Abu, bagaimana denganmu?"
Abu Nawas terkesiap. Tetapi, akhirnya ia berkata, "Saya akan memindahkan masjid, tapi saya punya satu syarat, Baginda," ujarnya.
"Apa itu?" tanya Sang Sultan.
"Saya akan memindahkan masjid setelah Jumatan, kalau anda mengadakan pesta bagi kami," ujarnya cerdik.
Tak satupun angkat suara. Mereka memandang Abu Nawas tak percaya. Mereka mengira itu tugas yang mudtahil. Mereka tak dapat membayangkan bagaimana seseorang dapat mengangkat dan membawa sebuah masjid yang besar.
Setelah jumatan, banyak orang telah berkumpul di depan masjid. Mereka baru saja menunaikan sembahyang jumat. Mereka telah ikut gabung pesta makan besar di sana. Semua orang bersuka ria.
"Abu Nawas, sekarang giliranmu melakukan tugasmu," ucap Sang Sultan. Ia lanjut berbicara pada orang-orang, "kalian semua disini menyaksikan sesuatu yang dasyat hari ini. Abu Nawas akan memindahkan masjid tersebut ke lokasi yang baru di sana."
Abu Nawas mendeham dan berkata, " Saudara sekalian, Sultan Aaron memberikan saya sebuah perintah untuk memindahkan masjid ke tempat di lain sisi halaman istana."