Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memindahkan Masjid

12 Mei 2021   08:46 Diperbarui: 12 Mei 2021   08:50 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang ramai-ramai clingak-clinguk menggumam tidak mempercayai apa yang mereka barusan dengar. Satu dari mereka berseru, "Bagaimana akan kau mengangkatnya, Abu?"

Abu Nawas menatap lelaki itu. Ia tersenyum dan berkata, "Saya akan memikulnya di Pundak saya."

"Baiklah, Abu. Lakukan sekarang," teriak Sultan Aaron melebihi kebisingan.

Kebisingan menghening. Tak seorang pun berani bicara keras.

Abu Nawas melangkah maju ke orang-orang. Ia berdiri tegak dengan kedua kakinya. Ia membungkuk guna mencincingkan celananya. Ia gulung lengan kemejanya. Kemudian ia melangkah ke arah masjid. Ratusan orang, termasuk juga Sang Sultan dan para mentri mengikutinya. Ketika Abu Nawas sampai di sisi samping masjid, ia berhenti dan berkomat-kamit tanpa suara. Banyak orang menghela nafas dalam.

Abu Nawas berpaling pada orang-orang dan berkata, "Saudara-saudara, biasanya ketika saya membawa sesuatu yang berat, saya meminta bantuan seseorang untuk meletakkannya di atas pundak saya. Masjid itu sangat berat. Tolong bantu saya. Angkatkan dan letakkan di atas pundak saya!"

Semua orang tercengang. Mereka lantas saling pandang satu sama lain.

"Hadirin, kalian ada sekitar dua ratus orang di sini. Kalian baru saja makan-makan besar! Kalian mustinya sangat kuat. Tolong, bantulah saya!" ujar Abu Nawas lagi.

Tiba-tiba salah satu mentri berkata, "Abu, apakah kau gila? Kita tidak mungkin bisa mengangkatnya!"

"Ya, kita tak bisa" timpal lainnya.

Semakin banyak orang berteriak hal yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun