Dalam Islam memilih pemimpin atau wakil rakyat dalam pemilu adalah wajib, namun bukan haram, dan sangat menentukan dalam kebijakan pengambilan keputusan bernegara dan berbangsa pada akhirnya.
Pemilu adalah salah satu cara yang di tetapkan oleh pemerintah untuk mencari dan menegakkan Imamah dan Imarah, pemilu adalah cara di Indonesia yang ideal dan dengan syarat-syarat agar bisa memilih pemimpin yang Sidiq (Jujur), Amanah (terpercaya), Tabliq (Aktif & Inspiratif) dan Fathonah ( cakap&punya kemampuan).
Memilih dalam PEMILU dan bukan menjadi GOLPUT berarti kewajiban anda sebagai umat islam sudah di laksanakan, karena untuk memilih pemimpin yang akan memperjuangkan kepentingan umat Islam adalah wajib hukumnya dan sarana yang di sepakati adalah jalur pemilu dan pilkada, secara demokratis dan bebas memilih.
Karena pemilu yang menghasilkan pemimpin yang beriman dan bertaqwa, akan menghasilkan produk-produk hukum yang memperjuangkan kepentingan umat secara keseluruhan dan kebijakan yang akan memenuhi unsur-unsur kemaslahatan dalam masyarakat.
Pemilu adalah pandangan Islam, untuk memilih pemimpin atau wakil, yang memenuhi kualitas individu, bagi terwujudnya cita cita bersama sesuai aspirasi umat dan kepentingan bersama. Â
Jadi kalau ada produk hukum atau kebijaksanaan yang salah oleh pemimpin atau wakil, yang sudah anda pilih dalam PEMILU, jangan menyalahkan Sistem Pemilu nya, karena oknum pemimpin atau wakil nya yang sudah melanggar undang-undang itulah yang salah, tidak mempunyai iman dan taqwa.
Silakan anda GOLPUT, namun jangan membuat pernyataan2 yang provokatif dan hanya mengajak berdebat dengan rekan diskusi, karena GOLPUT adalah HAK anda, namun juga KEWAJIBAN anda adalah DIAM ketika teman diskusi anda tidak tertarik dengan pendapat anda yang kontra produktif.
Pendapat anda yang membenarkan pilihan politik anda sebagai GOLPUT kita hargai, namun jangan mengutarakan secara terbuka, karena orang juga punya pilihan politik sendiri dengan cara  menjadi pemilih aktif, menjadi konstituen salah satu sarana menunjukan eksistensi berpolitik sebagai umat Islam, yang juga ber hak memilih pemimpin yang ideal bagi umat islam dan bisa membawa kebaikan dan perlindungan bagi pemeluk agama dan kepercayaan lainnnya.
Jangan mudah sekali menyalahkan pemerintah dan wakil rakyat yang mengambil kebijaksanaan dalam tata kelola pemerintahan, mereka hanya OKNUM, yang salah di pilih dalam PEMILU, dan kalau kewajiban memilih dalam pemilu sebagai umat Islam tidak anda gunakan, maka kepentingan masyarakat  juga akan  terganggu, karena produk legislatif yang akan memperjuangkan kepentingan Islam, hanya akan terwujud kalau ada pemimpin yang di pilih dan pemilih yang memilih.
Kalau secara instant bermain money politic dalam pemilu atau pilkada, produk yang di hasilkan tentunya merugikan dalam kebijaksanaannya, karena ada ongkos politik yang sudah di keluarkan.
Karena money politics akan merugikan baik bagi pemilih dan calon terpilih.