Pernahkah Anda melihat atau mengenal seseorang yang tetap sabar dan tenang saat mendapat musibah, dan sama tenangnya saat mendapat keberuntungan, tetap terkendali, sabar saat diejek dan dicaci, dan juga bersikap kalem saat disanjung.
Tidak butuh pengakuan walau ter hinakan, tidak menyerah atas pandangan sinis, tetap tegak berdiri salah tanpa empati dan simpati.
Tetap santun dan rendah hati saat mendapat kekuasaan/menjadi penguasa dan juga saat menjadi bawahan, bersedia makan di restoran mewah dan tidak menolak makan di tenda pinggir jalan, tidak jumawa saat naik mobil mewah dan tidak minder saat naik bajaj atau bus umum. Kemewahan bukan tujuan, kehinaan tidak untuk di hindari dan selalu yakin dengan pilihan hidupnya. Bagi nya sekali berarti, hidup akan lebih semakin berarti.
Tidak rakus dan tidak menimbun harta saat diberi kesempatan kaya, dan tidak mengeluh saat jatuh miskin. Menggunakan sandang-pangan dan peralatan untuk dimanfaatkan fungsinya, bukan untuk dipamerkan mereknya. Bagi nya kesempatan adalah sebuah godaan yang harus di hindari.
 Mata mereka sudah tidak silau, dan tidak tergoda dengan indahnya bungkus atau pernak pernik aksesoris. *MEREKA LEBIH MEMILIH ESENSI*
 Memilih teman tanpa membedakan status sosial, gelar atau posisi. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang sudah SELESAI DENGAN DIRINYA SENDIRI, walau kadang orang lain tidak mengerti.
 Kakinya menapak bumi dan menjalani realitas, tetapi JIWANYA sudah berada di ATAS KITA. Ego atau keakuannya sudah ditaklukkannya.
 Buat mereka, kehidupan di atas bumi sekedar peran-peran fana dari Sang Sutradara Agung yang mereka jalani.
Tampilan orang-orang seperti ini mungkin  Kurang Seru dan di pandang sebelah mata dalam pergaulan, dan Kurang Asyik, tidak banyak orang-orang seperti ini.
Tanpa kita sadari orang seperti mereka berada di sekitar kita, namun kadang kita lupa keberadaan nya, bahwa sahabat tidak pernah menjauh, dia dekat tanpa kita sadari dan dia melihat kita sebagai sahabat, bahkan ketika kita acuh sekalipun.
Â