Secangkir kopi menghatarku kedalaam kiasan imajinerku. Sore itu memang terlalu indah untuk melukiskan kegundahhanku terhadap semua hala-hal yang berbau ceremonial yang begitu menghamburkan harta kang Dimin. Sebagai petani yang sangat sederhana, bagaimana tidak setiap hari kang Dimin diajak para penyuluh untuk berpresentasi tentang teknologi pertanian yang dianggap bisa mengentasakan kemlaratan dia. Dia sodorkan angka-angka eksport, angka angka  import, teknologi hidtroponik, teknologi aero ponik, yang mana bagi seorang sarjana saja harus menekuni 145 SKS. Kang Dimin adalah sosok petani tanpa gelar, tapi kang Dimin mampu menggunakan Cangkulnya dengan baik, dia cukup hanya butuh cangul yang baik, sarana pertanian yang tercukupi dan hasil yang terbeli. Kang dimin adalah sosok yang titen, kang dimin adalah sosok yang mau bergaul dan mendalami alam sekitar. Sore itu memang ahirnya terpaksa aku lukiskan bahwa sosok Kang dimin adalah sosok sebenarnya petani Indonesia : berikut adalah sosok sekilas pemikiran yang tidak sistematis tapi benar benar mengena menurut tolok ukur yang tidak jelas :
Imajinerku : Kang kalau subsidi pupuk di hentikan piye ?
KD :Dilepas saja lebih baik, knapa kita bingung subsidi toh komponen ini hanya 2%-3 % dari total komponen biaya pertanian, masalah utama kita sekarang kan bukan di pupuk mas…tapi masalah utama kita untuk pupuk ini adalah ketersediaan dan rendahnya kandungan kimianya. Coba mas Kalau pupuk kita hanya mengandung 20% P2O5 sisanya apa mas, mendingan ongkos trasportnya ditekan dengan menaikkan kandungan tsb, sehingga limbah pertaniannya kecil.
Imajinerku : Dalam benakkku iki mulai nakal kang Dimin ini, beraninya ngonceki kandungan segala. Saya coba umpankan dengan pupuk KN03 yang harganya sampai 40 rb/ kg. Apa yang dia pikirkan ….
KD :Emboh mas aku nggak ngerti iku, wis ½ harga daging sapi. Faktanya memang K2O sebagai penyeimbang untuk pemberian pupuk yang berimbang harganya selangit dan susah dicari. Kalau pun ada juga nggak jelas kandungannya. Saya terus terang selama ini menggunakan limbah kotoran ikan asin untuk berbudidaya. Paling tidak komponen protein dan unsur hara laiinya cukup tersedia dan harganya sangat murah lhah wong ini limbah buangan. Saya fermentasi dan saya simpan. Dan ini lebih baik dari pada kita selalu dihadapkan pada pupuk yang kadang tidak tersedia saat kita butuh. Hasilnya juga luar biasa lebih baik..menurut ukuranku.
Imajinerku :Sakjane pertanian menurut Jenengan itu gimana Kang.
KD :Pertanian itu yang pasti adalah ketidak pastian, Sumber energy paling murah tak tergantikan ya Cahaya matahari. Yen musim hujan ya jangan paksakan tanam dengan melawan Alam. Jare wong eropa / amerika produktifitasnya tinggi. Pemikirannku disana karena pola rotasi tanam secara alamiah diputus oleh iklim. Indonesia mungkin bisa jadi berproduksi melebihi mereka kalau saja pola rotasi ini bersandingkan dengan Alam. Sehingga serangan Hama penyakit bisa putus dengan pola rotasi ini. Tapi jenenge wong kita..saya pernah disuluh bahwa kita bisa tanam sepanjang tahun denga cara memanipulasi alam ..iku menurutku salah besar. Kita akan kacau bekerja pada kondisi ekstrim untuk sebuah tanaman yang sebenarnya tidak cocok pada iklimnya.
Imajinerku : LHa Terus..kalau cabe naik koyo ngene terus piye Kang ?
KD :Biarkan saja…nanti pada titik keseimbangan khan akan terjadi diantara pilihan petani. Kalau factor luar dimasukkan…keseimbangan ini akan sulit dicapai.
Imajinerku :Lha kalau India , atau China, atau Amerika masuk..
KD :Memang kenapa, bagi petani sing penting dikasih informasi yang betul dan benar kapan masuk dan kapan petani harus tidak tanam. Ini penting karena mereka butuh informasi. Dan benar 80% keberhasilan pertanian kita ditentukan oleh alam, iklim, dan pasar. Kita sepanjang tahun bisa tanam dengan pola rotasi yang benar. Dan Kita harus ada cangkul cangkul yang baik, seperti traktor.traktor kecil yang multi fungsi. Kita harus memiliki gudang penyimpanan dan pengolahan pasca panen yang baik. Alam kita jelas lebih baik..kita hanya kalah di efisiennsi, saya yakin itu.