Mohon tunggu...
eko sumardi
eko sumardi Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar ilmu komunikasi & praktisi media

Tinggal di Jakarta .

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jurnalistik Berkualitas, Tantangan Media Digital

18 September 2023   16:07 Diperbarui: 18 September 2023   16:30 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jurnalistik Berkualitas, Sebuah Tantangan Media Massa 

Oleh : Eko Sumardi, Pengajar Ilmu Komunikasi Universits Budi Luhur

Sejumlah riset menunjukan perbedaan jenis konten media dapat berpengaruh pada khalayak dengan cara berbeda. Arianna Huffington, founder dari salah satu media online terbesar di Amerika Serikat The Huffington Post mempertanyakan salah satu asumsi dalam konteks jurnalistik yang menyatakan :  berita buruk selalu lebih menjual daripada berita baik atau "if it bleeds, it leads".  

Sejatinya, media massa sebisa mungkin menyajikan berita, baik  fakta dan cerita dengan nuansa lebih manusiawi, inspiratif, berempati, bermakna dan solutif. Namun ketika khalayak terus-menerus dibombardir berita yang pesimis dan negatif, maka terdapat kemungkinan akan terciptanya khalayak yang lelah, apatis, acuh, dan cenderung untuk menarik diri dari realitas (Huffington, 2015).

Maraknya media online mengakibatkan konten media bukan lagi monopoli pemilik industri media maupun produk jurnalistik. Para pengguna media yang membuat konten lewat media sosial mereka juga bisa memonopoli. Kelahiran berbagai platform media sosial yang mengusung konsep "konten yang dibuat pengguna" (Murthy, 2012).

Akibatnya, konten yang tersebar secara online memunculkan hoaks dan fakenews terutama jelang tahun politik memunculkan "kerumitan baru"  sehingga permasalahan yang tidak mudah diluruskan. Meski edukasi dan literasi penjelasan cara bermedia sosial  yang baik, tetap saja hoax dan feaknews  masih kerap berseliweran di media sosial.

Kehadiran digital memang memuat jurnalistik kian berkembang. Kemudahan dan kecepatan penyebaran informasi tak diragukan. Dalam hitungan menit saja, sebuah peristiwa atau pendapat sudah bisa disajikan dalam bentuk berita untuk dikonsumsi pembaca. Hanya saja  kecepatan penyajian berita  berpotensi mengorbankan keakuratan sebuah berita. Ini yang kerap dikhawatirkan sebagian  praktisi dan masyarakat pengonsumsi informasi.

Era sekarang, ketika jurnalistik digital mulai digemari publik lantaran kecepatan penyampaian informasi. Salah satu dampak maraknya media online adalah pencarian berita    berbasis algoritma. Judul-judul berita  lebih banyak menggunakan kata-kata tertentu yang sudah familiar dikenal algoritama sehingga lebih sering muncul. Kondisi tersebut berimbas pada bisnis media cetak yang mengalami penurunan penjualan.

Data Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) menyebutkan, dari 434 media yang merupakan anggota SPS per Mei 2022, terdapat 71 persen perusahaan media cetak yang mengalami penurunan omzet hingga lebih dari 40 persen.  Perubahan pasar media ke arah digital tersebut telah memaksa perusahaan media cetak mendirikan  media online.  Transformasi konten berbasis digital tersebut penting dibangun demi menjaga kedekatan media dengan khalayak atau audiens meski tidak mudah. 

Kerumitan juga  muncul pada era media sosial saat ini lantaran  konten berita pada media online yang hanya dikonsumsi tidak berhenti pada satu pembaca. Satu pembaca dengan prinsip like and share  dapat disebarkan  pembaca kepada jaringannya yang lebih luas. Kondisi tersebut mengakibatkan penyebaran konten tidak lagi bergantung pada produsen konten media namun sudah bergeser ke khalayak. Di sinilah proses jurnalistik  tidak diterapkan.

Kegiatan jurnalistik mulai dari menulis berita dengan menaati kode etik, proses  editing hingga check and recheck  fakta di lapangan, ditinggalkan. Bila hal tersebut tidak diluruskan akan berdampak pada pemahaman publik yang salah terhadap sebuah berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun