Mohon tunggu...
Eko June
Eko June Mohon Tunggu... -

kisah kehidupan seorang pedagang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tantrum

12 Agustus 2009   01:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:50 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ilmu baru disini maksudnya juga 'perasaan atau sifat baru'. Contoh anak menjadi marah hebat karena keinginannya gak dikabulkan. Dia ingin mandiri. Dia punya pemikiran sendiri. Dia diberi ego sehingga semua terasa miliknya. Jadi Allah SWT sedang memberikan 'sifat kemandirian'.

Nah karena ini adalah 'ilmu baru' jadinya si anak kaget. Dengan adanya sifat baru ini dia jadi tak terkendali, bingung sehingga menjadi marah hebat atau sakit dll. Hal ini sebenarnya suatu hal yang wajar, sebagai salah satu proses kehidupan manusia dan proses perkembangan jiwanya.

Dan sebagai orang tua kita perlu bijak dan berhati-hati dalam menghadapinya, jangan malah memarahinya karena akan merusak proses pembelajaran dan adaptasinya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kejiwaannya kelak.

Nah, dalam bentuk dan skala yang berbeda (sedikit maksa sebenarnya hehe), saya kemarin kayaknya mengalami tantrum deh. Maksudnya ketika saya mendapat 'ilmu baru' yaitu usaha kuliner Cireng Bandung Isi serta meningkatnya permintaan jilbab balita, sehingga kesibukan dan pikiran bertambah, saya jadi sakit. Nyaris seminggu tergeletak tak berdaya, 2 kali ke RS, Hermina Grand Wisata dan Bekasi Barat. Padahal menurut saya gak stress tapi ternyata tubuh dan fisik berkata lain.

Panas tinggi, demam, pusing, mual, pilek ditambah sesak napas (emang punya bengek eh asma deh karena bengek gak ada persatuan-nya hehe). Komplikasi deh pokoknya. Saya pikir kena flu babi nih tapi untungnya orang UGD nya bilang gapapa.

Untuk itu saya mohon maaf kepada jajaran panitia acara seminar TDA Bekasi Kolaborasi TDA dan EU kemarin klo gak maksimal mengikuti pertemuan juga absen meeting all ketua MM dengan mas Dhika karena kondisi fisik yang drop dan tergeletak tak berdaya.

Ya, ada 2 ilmu baru yang membuat saya tantrum. Pertama adalah usaha berjenis kelamin kuliner. Benar2 dunia baru bagi kami, saya dan istri. Apalagi ditambah status sebagai agen wilayah Bekasi dan Cikarang yang harus bertanggungjawab terhadap para mitra, distribusi, kontrak, komplain dan keluhan dll. Kaget luar biasa, mungkin bagi pak Dewanto sebagai master frencshise Bakmi Raos udah biasa tapi bagi saya benar2
sesuatu yg baru.

Yang kedua adalah lonjakan permintaan jilbab balita yang saya distributor-i. Lewat web www.jilbab-balita.com order berdatangan. Alhamdulillah, happy problem, karena butuh tambahan suntikan modal baru, padahal harus disebar bagi toko dalam persiapannya menghadapi lebaran. Ini juga ilmu baru karena selama ini kami mainnya di retail alias eceran bukan grosir yang membuat kami harus berurusan dengan
para agen, reseller, dari Aceh hingga Papua serta luar negeri. Beberapa komplain karena lama respon, gak ada stok dll.

Tak dinyana, walau berusaha rileks dan fun, akhirnya kejang2 juga hehe.

Inilah persamaan dengan tantrum pada anak2. Klo mereka sedang diberi ilmu baru oleh Allah SWT berupa kemandirian, ego maupun kedewasaan usia sehingga mereka kaget dan kadang marah tak terkendali karena bingung menghadapinya, maka bagi saya dan siapa saja yang bisa jadi mengalami hal serupa karena diberi ilmu baru, baik itu jenis usaha baru, lonjakan omset, masalah bertubi-tubi, dikejar hutang dll.

Klo kita gak siap dan salah dalam menyikapinya seperti kabur dari masalah, lari ke hal2 yang negatif, atau malah melupakan kuasa-Nya, maka kita akan makin terjerumus ke dalam hal yang menyedihkan. Mari kita semua tetap selalu .bersyukur terhadap apa yang sudah kita miliki dan sedang kita lakukan, semoga sukses untuk kita semua, dunia dan
akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun