Mohon tunggu...
Eko Heri Susanto
Eko Heri Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ilmu Komputer Bidang Rekayasa Perangkat Lunak

Mengenal pemrograman komputer sejak tahun 1997 dan sampai saat ini masih menekuni bidang rekayasa perangkat lunak terutama pemrograman web, basisdata dan pemrograman mobile.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Teknik Membuat HTML Responsive

4 Juli 2021   01:46 Diperbarui: 4 Juli 2021   22:07 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tulisan sebelumnya sudah sedikit saya kupas mengenai apa itu dokumen Hyper Text Markup Language (HTML) beserta cara instan dan cepat untuk membuat dokumen web atau halaman HTML. Oke sekarang coba kita belajar membuat halaman HTML secara profesional ya, jadi tidak sekedar tarik sana tarik sini seperti kemarin.

Saat ini, desain web yang dikatakan "profesional" itu kalau desain web yang dihasilkan adalah desain web responsive. Apa sih desain web responsive itu? Adalah dokumen HTML yang tampilannya bisa menyesuaikan dengan berbagai macam ukuran layar monitor. Kan saat ini perangkat elektronik yang bisa mengakses web itu ada banyak jenisnya ya. Misalnya Personal Computer (PC) dan laptop yang ukuran layarnya bisa 1366 x 768 pixel atau bahkan lebih. Tetapi disisi lain, ada juga perangkat tablet yang ukuran layarnya 1024 x 768 pixel (lanscape). Bahkan masih ada handphone dengan ukuran layar 360 x 640 pixel (portrait). Nah saat ini, desain web itu haruslah bisa mengikuti berbagai macam ukuran layar itu tadi. Jadi, ketika sebuah halaman website dibuka dari PC atau dari tablet atau bahkan dari handphone sekalipun, maka halaman website tadi masih bisa menyesuaikan. Itulah yang dimaksud dengan responsive.

Nah dikarenakan kita sudah mengarah ke profesional, maka kita tidak mungkin membuat script dokumen HTML tadi tanpa melalui serangkaian proses perencanaan yang matang. Oleh karena itu biasanya untuk memproduksi halaman HTML kita perlu melakukan 3 tahapan. Apa saja tahapannya?
1. Tahap pembuatan sketsa
2. Tahap pembuatan prototype yang didasarkan dari sketsa yang sudah dibuat sebelumnya
3. Tahap pembuatan script HTML, berdasarkan prototype yang sudah dibuat sebelumnya

Baik kita bahas satu persatu mulai dari tahap sketsa ya.

Pada tahap ini, yang kita lakukan sebenarnya hampir sama seperti yang dilakukan pelukis. Yaitu kita membuat coretan-coretan sketsa dikertas. Bahkan kalau website itu adalah pesanan orang lain, maka bisa jadi kita sering komunikasi dengan customer itu tadi. Pelukis kan gitu to? Kalau dia dapat pesanan lukisan dari customer-nya? Atau bisa jadi ketika yang terlibat dalam pembuatan website tadi lebih dari 1 orang, maka dibutuhkan strategi khusus untuk penyamaan visi dan pemahaman.

Makanya kalau kita kerja tim, kita perlu memnggunakan teknik tertentu agar antar individu dalam tim tadi punya pemahaman dan visi yang sama dalam proses pengambilan keputusan. Termasuk keputusan untuk menentukan sketsa website. Salah satu teknik untuk mempercepat pengambilan keputusan tadi bisa menggunakan DESIGN SPRINT. Dimana dengan teknik design sprint ini, masing-masing orang bebas menuangkan ide dan gagasannya. Namun dari sekian banyak ide tadi hanya beberapa ide saja yang akan disepakati berdasarkan hasil pemilihan suara terbanyak (voting). Design sprint ii efektif untuk tim ya. Kalau website tadi hanya dikembangkan seorang diri, seperti misalnya website blog atau weblog maka proses pembuatan sketsanya tidak perlu menggunakan sprint. Saya tidak akan membahas lebih jauh tentang apa itu sprint. Nanti di tulisan lain, akan saya bahas apa dan bagaimana teknik design sprint.

Oke kita fokus ke desain web dulu ya ...

Tahap 1 : Sketsa Website

Baik ini saya tunjukkan contoh sketsa website yang temanya adalah "Website profile kampus". Bentuknya sketsa itu ya oret-oretan di kertas seperti ini. Silahkan dilihat pada gambar dibawah. Bisa jadi dalam sebuah aplikasi website, terdiri dari banyak halaman HTML. Untuk itu sebaiknya halaman per halaman itu dibuatkan sketsa sendiri-sendiri ya. Jadi kertas oret-oretannya ada banyak gitulah kira-kira.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Dalam menyusun halaman HTML atau halaman website, memang dibutuhkan jiwa seni. Jadi khusus untuk pembuatan halaman HTML ini, sebenarya disiplin ilmunya adalah perpaduan antara seni dengan teknik pemrograman komputer. Nanti bentuk jadinya adalah karya seni yang dibawa ke teknik pemrograman. Makanya tidak jarang dalam pembuatan desain website itu, akhirnya dibutuhkan kolaborasi antara graphics designer dengan programmer.

Tahap 2 : Prototype Website

Setelah sketsa sudah berhasil diselesaikan, maka tahap selanjutnya adalah membangun prototype halaman HTML. Yang dimaksud prototype ini bukan halaman HTML itu sendiri ya, tapi prototype ini adalah desain yang sudah menggambarkan bentuk asli atau wujud asli dari HTML itu sendiri. Jadi dalam prototype ini nanti pastinya sudah ada susunan layout, pewarnaan, gambar (image) dan tulisan-tulisan tertentu. Biasanya prototype ini bentuk jadinya adalah gambar digital (digital image).

Karena prototype ini bentuknya adalah digital image, maka untuk menyusun prototype ini biasanya memanfaatkan beberapa peralatan pengolah gambar seperti misalnya Adobe Photoshop, Corel Draw, GIMP (GNU Imape Manipulation Program), photopea.com dan lain sebagainya. Bahkan prototype web tadi bisa disimulasikan alurnya, dengan memanfaatkan beberapa software simulator seperti misalnya Adobe XD, Figma, Marvel App dan lain sebagainya.

Ini saya contohkan prototype website sesuai dengan sketsa yang sudah disusun sebelumnya.

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Baik, dari contoh gambar prototype ini, lalu kita susun skenarionya ya. Untuk itu kita perlu menetapkan komponen-komponen apa saja yang ada dalam prototype itu. Ini saya tunjukkan gambar komponen-komponennya.

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
2.1 Navbar (Navigation Bar)

Bagian paling atas dari desain website kita adalah navigation bar atau disingkat navbar. Ketentuan bentuk navbar tersebut terlihat seperti gambar berikut ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Navbar ini ditargetkan harus bisa diakses dari semua perangkat mulai dari laptop, PC, tablet dan handphone. Yang jadi masalah adalah ukuran dari layar (monitor) masing-masing perangkat itu berbeda. Laptop atau PC biasanya layarnya lebar, dengan ukuran diatas 922 pixel. Sedangkan layar tablet landscape, biasanya sekitar 768 pixel. Dan handphone layar lanscape, sekitar 640 pixel.

Untuk keperluan penyesuaian dengan layar itu, maka navigation bar harus disetting bisa mengikuti lebar layar atau istilahnya responsive. Untuk membuat navigation bar yang responsive, maka prototype HTML dan algoritma animasinya terlihat seperti gambar berikut ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Bagian skenario tag HTML dan algoritma responsive ini adalah hal penting yang harus kita susun. Kenapa? karena bisa jadi website itu dikembangkan oleh banyak orang. Bisa saja yang bagian bikin prototype website dan yang membuat script HTML-nya itu orangnya berbeda. Nah kalau skenaro tag HTML dan algoritmanya tidak kita susun, bisa jadi orang yang bertugas dibagian pembuatan script HTML kebingungan dan nggak bisa menuliskan script-nya.

2.2 Jumbotron

Tepat dibawah navigatian bar, terdapat komponen jumbotron. Apa sih jumbotron itu? Pembaca yang budiman pernah melihat televisi atau layar monitor super besar yang biasanya dipajang di pinggir jalan raya itu kan? Itu namanya jumbotron. Tapi bukan berarti di website kita nanti dipasangi televisi ya. Nggak gitu. Jadi konsepnya kita menaruh sesuatu yang tampak mencolok dan lebar. Tujuan apa? Supaya user segera mengetahui apa sih informasi yang akan kita sampaikan? Nah bagian informasi yang lebar dan mencolok itulah yang kita sebut jumbotron. Adapun prototype dari jumbotron itu, terlihat seperti gambar dibawah ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Sama seperti navbar, jumbotron inipun harus dibuat responsive. Ketika website dibuka pada perangkat layar lebar yaitu yang ukurannya diatas 922 pixel (PC/laptop), maka jumbotron akan tampil seperti sketsa atau prototype aslinya. Jadi background image (gambar latar belakang) akan tampil serta tulisan-tulisan di jumbotron berada di sebelah kanan (align right). Tetapi jika website ini dibuka dari perangkat dengan layar monitor sempit (tablet dan handphone), maka background image (gambar latar belakang) hilang (collapse) dan tulisan-tulisannya rata kiri semua (align left). Agar lebih mudah dipahami, ini saya sertakan desain jumbotron responsive-nya.
Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Agar nanti bagian pembuat script HTML-nya tidak bingung, maka kita perlu juga menyusun skenario tag HTML apa yang akan digunakan beserta algoritma responsive-nya bagaimana. Ini saya sertakan gambar contoh skenario tag HTML yang akan digunakan beserta algoritma responsive-nya

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Tahap 3 : Script HTML

Oke, sekarang kita lanjutkan ke tahap desain HTML dengan berpatokan pada prototype yang sudah kita bikin tadi. Langkah awal, silahkan buat file baru dengan nama index.html. File itu bisa diletakkan di sembarang folder ya. Untuk lebih jelasnya, para pembaca bisa melihat gambar berikut ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Biar lebih efisien, desain web yang akan kita bikin ini menggunakan framework Bootstrap aja ya. Caranya gimana? pertama kita kunjungi website-nya bootstrap dulu. Alamat websitenya Bootstrap berada disini https://getbootstrap.com. Langkah selanjutnya adalah kita copy-paste contoh-contoh yang sudah disediakan oleh bootstrap itu dan kita modifikasi sesuai dengan kebutuhan kita.

Ketika kita mau membuat website, apa yang harus kita copy-paste terlebih dahulu? Tentunya bagian template HTML-nya. Dimana letak template itu? Disini https://getbootstrap.com/docs/5.0/getting-started/introduction. Silahkan dicari bagian starter template ya, contoh gambar template-nya seperti ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Kalau sudah ketemu, maka copy-paste ke file index.html yang sudah kita buat tadi. Untuk editor file text-nya bebas ya bisa pakai notepad atau notepad++ atau Visual Studio Code (VSC) juga boleh. Atau kalau pakai OS linux bisa pakai kate, sublim, nano, Vim dan lain sebagainya. Kalau script-nya sudah di-copy-kan ke index.html, maka jangan lupa disimpan. Kalau tidak disimpan, nanti nggak bisa kita eksekusi dari browser.
Caranya eksekusi script HTMl dari browser bagaimana? Silahkan lihat gambar di bawah ini ya. Kalau tidak ada kesalahan, harusnya pada browser akan muncul tulisan "Hello, world!" seperti gambar dibawah ini. Browser-nya bebas ya, bisa Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer atau browser lainnya.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Tentunya halaman index.html itu akan kita modifikasi kan ya? Nah sebagai patokan modifikasinya, maka ini saya sertakan gambar beberapa komponen bootstrap yang akan kita gunakan. Kan di bootstrap itu ada banyak komponen ya? Tetapi sebenarnya kita tidak harus mempelajari semua komponennya itu satu persatu. Kita cukup menguasai navbar dan system grid saja sudah cukup sih. Nanti untuk komponen yang lain, akan kita praktekkan sambil jalan saja menyesuaikan dengan kebutuhan kita.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
3.1 Script Navigation Bar (Navbar)

Kita langsung bikin script Navbar ya. Caranya gimana? Silahkan copy-paste dari contoh yang sudah disediakan oleh bootstrap. Contoh scriptnya bisa dilihat pada menu component -> navbar. Atau bisa dibuka melalui link ini https://getbootstrap.com/docs/5.0/components/navbar. Bagian mana yang di-copy? Dan di-paste dimana? Harusnya di-paste pada file index.html yang sudah kita bikin tadi. Tapi jangan semua script template tadi ditumpuk ya? Cukup yang tag h1 saj ayang ditimpa dengan script navbar ini. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Kalau tidak ada kesalahan, maka script navbar tadi bisa langsung dieksekusi di browser. Tinggal di-refresh saja pasti tampilan di browsernya akan berubah. Sekalian responsive-nya kita test ya? Caranya gimana? Tinggal dikecilkan saja browsernya kan beres to? Coba dikecilkan ukuran browser-nya sampai kira-kira seukuran browser-nya handphone atau tablet. Apa yang terjadi? tampilan Navbarnya berubah to? Masih bingung? Coba dilihat gambar dibawah ini.
Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Mungkin pembaca yang budiman bingung ya? Kita lho tidak merubah apa-apa, nggak nambah program apapun tapi kok bisa ya? navbarnya berubah sendiri ketika ukuran browsernya dibesarkan atau dikecilkan? Untuk navbar ini, memang fasilitas responsive-nya sudah disediakan oleh bootstrap, kita tinggal memakainya saja. Hanya kita juga perlu tahu logikanya gimana kan ya? Kalau kita tidak tahu logikanya, nanti kita akan sulit untuk memodifikasi navbar-nya. Nah logikanya itu bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Sekarang coba kita modifikasi navbar-nya ya? Kita sesuaikan dengan rancangan prototype yang sudah kita bikin sebelumnya. Coba yang kita modifikasi adalah tulisan menunya dulu. Bagian menu mana yang akan diubah? Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Kita juga perlu merubah warna latar belakang (background) menu sekaligus mengatur tulisan menunya dari yang semula rata kiri (alig left) menjadi rata kanan (align right). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Oke sampai disini bagian navbar sudah selesai kita modifikasi. Silahkan dicoba lagi diberbagai macam browser ya? Seharusnya sih navbar bisa berjalan diberbagai macam browser.
3.2 Script Jumbotron

Pada bootstrap versi 5 ini, komponen jumbotron tidak disediakan oleh pengembangnya. Solusinya bagaimana? Gampang, kita bikin sendiri saja dengan memanfaatkan Layout Grid System. Caranya bagaimana? Silahkan ke bagian layout->grid atau bisa diclick link ini https://getbootstrap.com/docs/5.0/layout/grid. Setelah itu seperti biasa kita copy-paste contoh script grid system yang sudah disediakan oleh bootstrap. Jangan lupa, contoh script Grid ini di-paste dibawahnya tag penutup nav ya?

Lalu setelah di-copy-paste, silahkan lakukan modifikasi. Modifikasi awal yaitu ubah class "container" menjadi class "container-fluid". Karena di bagian jumbotron ini kita hanya butuh 1 baris dan 1 kolom, maka script class "col" yang awalnya ada tiga, disisakan satu saja, yang dua dihapus. Biar tidak bingung, ini saya sertakan gambarnya ya. Mana yang harus di-copy dan mana yang harus dimodifikasi sudah ada di gambar ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Selanjutnya modifikasi yang lain adalah, kita akan menambahkan heading 2 (h2), paragraph (p), button  serta background image (gambar latar belakang) pada jumbotron kita. Caranya bagaimana? Silahkan lihat gambar berikut ini. Dan setelah selesai modifikasi, bisa langsung dicoba di browser ya.
Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Tampilan jumbotron kita masih belum sesuai dengan rancangan prototype ya? Ya iya karena kita memang belum melakukan konfigurasi pada Cascade Style Sheet (CSS). Kan jumbotron-nya ini kita bikin sendiri to? makanya CSS-nya harus kita bikin juga. Beda dengan navbar tadi, dimana CSS navbar sudah disediakan oleh bootstrap. Bagaimana cara membuat CSS-nya? Silahkan lihat pada gambar dibawah ini. Agar gambar latar belakangnya ada, maka sekalian sediakan file gambar background-nya ya.
Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Sudah coba dijalankan lagi browsernya? Gimana ada perubahan apa tidak setelah ditambahkan CSS tadi? Belum ada perubahan ya? Kok bisa tidak berubah? Karena pada file index.html kan belum dipanggil CSS jumbotronnya tadi. Makanya di browser juga tidak ada perubahan apa apa to? Yang dirubah pada file index.html yang mana? Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini.

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Oke kalau sudah selesai, silahkan refresh browser-nya. Sudah bisa berubah kan? Sekalian dicek responsive jalan apa tidak? Seharusnya jika ukuran browser dikecilkan, maka gambar latar belakangnya hilang kan ya? Serta tulisannya rata kiri semua. Tapi kalau layarnya dibesarkan, maka gambar latar belakang muncul dan tulisan rata kanan semua.

Contoh scriptnya bisa diakses disini ya https://cipta-nusa.netlify.app

Oke sampai disini saya kira tulisannya sudah cukup ya. Untuk komponen yang lain, sobat pembaca bisa mengutak atik sendiri, sesuai dengan selera masing-masing. Untuk tulisan selanjutnya, saya akan mulai membahas tentang cara membuat web server sendiri atau membuat Hyper Text Transfer Protocol Daemon (httpd) sendiri.

Oke, see u next time and thanks ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun