meski terkadang tidak terlalu besar-namun cukuplah untuk bertahan supaya tidak ditimpa hujan permasalahan permasalahan kehidupan ini.
Kenapa saya dulu tidak belajar komputer?...Kenapa masa masa indah dalam pengasingan dahulu, karena terpinggirkan oleh teman teman Guru-tidak saya manfaatkan?
Hampir 10 tahun saya hidup dalam keadaan jauh dari siswa siswi. Tidak lagi bisa bersentuhan langsung sebagaimana tahun tahun terdahulu. Bahkan jangankan mendidik-berbagi ilmu pengetahuan, bertegur sapa saja, nyaris kehilangan kesempatannya.
Orang orang diseputarku yang lebih berwenang-telah dengan lancar menggiringku keluar arena. terasa belakangan malah jauh di luar arena utama-yakni tempat penyelenggaraan pendidikan sebenarnya. kelas.
Sangat lama saya terjengkang di luaran sana, sepertinya pada hari sesudah bersama para siswa melakukan kegiatan yang dikemudian hari dikenal dengan nama CBSA, KBK,dst-dst, saya benar benar kehilangan akses dari siswa.
Lalu suatu hari saya kembali.
Di mana dunia pendidikan telah bergulir dengan berwarna warni. berputar terus dari hari ke hari. dan akhirnya saya tahu, sudah terlalu jauh gerbong revelusi pendidikan berjalan.
Tehnologi menjadi bagaian yang melengkapi pergerakan pendidikan. Mesin industri memanggil manggil putra putri terbaik negri ini, terus tiada henti. Membuat persaingan metodhe terus dicari.
Belajar itu butuh, jangan pernah berhentui.
Kalau tidak mau seperti saya kini.
meski telah berpetualang dan berkomunikasi dengan kaum pinggiran rel Kereta Api hingga Jokowi, tapi tanpa disertai ilmu ilmu yang mumpuni sebagai syarat eranya manusia tehnologi, maka kita tetaplah menjadi golongan yang sangat merugi.