Apa yang terjadi di sepakbola kita adalah refleksi dari pertarungan politik semata. PSSI DA mencanangkan profesionalisme dan transparansi, namun dari segi pengurus saja sangat gemuk bermaterikan orang orang politik semua. Apalagi Ramadhan Pohan sebagai manager timnas akan sangat menonjol belakangan ini di media dari pada pemain Timnas.
Perang Tayangan Bola di MNC dan Anteve di bantu tv one sangat mencolok dengan mengedepankan ego masing - masing. MNC mengklaim LPI adalah liga legal yang mendapat approve AFC dan FIFA. Sementara Anteve gencar bahwa ISL adalah liga tertinggi, paling profesional dan paling Jegerr di Indonesia. Jika saja ada niat tulus, baik dan memang ingin memajukan sepakbola, bukan begini caranya. PSSI sekarang hanya mengandalkan tim Task Force AFC tanpa ada upaya sendiri untuk mendekati KPSI-ISL dan hanya pasrah kepada Task Force yang model dan timeline tidak jelas. 15 Juni sedikit lagi, mungkin FIFA akan menjatuhkan sangsi untuk indonesia.
Jika hal itu benar terjadi, akan menjadi kemenangan besar untuk partai Golkar, pengurus lama PSSI dan Peserta ISL yang pengurusnya adalah orang Golkar semua. Indonesia kembali ke jaman Nurdin lagi. Kompetisi di atur, kualitas pertandingan buruk dengan perkelahian pemain, ofisial dan suporter. Dan akhirnya pada 2014 adalah tahun yang sibuk dengan kampanye. Ingat, Hak Siar World Cup 2014 adalah milik Bakrie. Tempat yang sangat bagus untuk kampanye di Anteve, TV One dan Vivanews.
Jadi apakah ini yang diharapkan dari carut marut selama ini. Semoga saya salah besar, mohon pencerahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
