Sudah menjadi kebiasaan buruk manusia yang akan menghancurkan diri sendiri dan orang lain disekitarnya dengan fitnah. Fitnah merupakan pemberian stigma negative kepada orang lain berdasakan kepalsuan yang dapat mempengaruhi reputasi seseorang. Sebagai buah dari interaksi sosial, fitnah kerap dilakukan oleh orang yang ujub dan takabur untuk merealisasikan tujuannya dengan membunuh karakter seseorang.Â
Penyebarannya bergerak lebih cepat dari cahaya, sedang efeknya mungkin lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima. menimbulkan kesengsaraan, memicu keresahan di masyarakat, menyulut perpecahan, merusak fondasi persatuan dan kesatuan. Maka jangan heran ketika Allah memberi peringatan kepada kita untuk menjauhi Fitnah.
"Dan peliharalah dirimu dari fitnah yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya" (QS. Al-Anfaal: 25).
Fitnah akan datang kepada siapa saja, dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Tidak dikhususkan untuk mereka mereka yang zhalim, fitnah juga bisa menimpa mereka yang adil. Tapi ada hal yang perlu diingat, bahwa tidak ada yang bisa menjatuhkan orang yang telah diangkat martabatnya oleh Allah, dan tidak ada yang bisa mengangkat orang yang telah dijatuhkan martabatnya oleh Allah. Hudzaifah r.a. berkata: Saya telah mendengar Nabi  Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: Tidak akan masuk surga seseorang yang menebar fitnah (HR. Bukhari, Muslim). Selain kerasnya siksaan yang diberikan kepada orang yang menyebar fitnah, mereka juga tidak dijamin untuk masuk surga, padahal masuk surga  dan selamat dari neraka merupakan sebuah kesempurnaan ampunan dari Allah. Maka jangan kau gadaikan surgamu dengan fitnah kawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H