"Ini Om setorannya..." ujar bocah cilik menyodorkan beberapa lembar uang sepuluh ribuan. Ialah bocah yang kuberi modal dagang siang tadi.
Aku menolak.
"Oh..., jadi kamu memanfaatkan mereka." timpal Zubaidah.
"Bukan. Jangan salah paham."
Setelah kuceritakan, Zubaidah pun memahami apa yang telah kuberikan pada bocah tadi bukanlah bentuk eksploitasi. Aku menyuruh bocah berkaos compang-camping itu pulang. Namun ia hanya diam. Enggan berkata cukup lama. "Aku nggak mau pulang. Percuma, di rumah aku bosan." katanya lirih.
"Ya sudah, kamu ikut tante ini saja. Sambil menemani De Zidan." ajakku sambil menunjuk Zubaidah.
"Kamu apa-apaan sih?" Zubaidah menolak, bernada tinggi.
"Zu, dia juga butuh kasih sayang. Apa salahnya kamu jadi orangtua asuh? Sekolahkan dia. Nanti aku bantu." bisikku di kuping kanan Zubaidah. Baunya wangi dengan sedikit bulu-bulu halus di sekitaran kupingnya. Zubaidah pun akhirnya mengindahkan permintaanku.
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H