Mohon tunggu...
E Fidiyanto
E Fidiyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan Muda

Menulis dengan Hasrat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nyanyian Kentrung

18 Desember 2018   21:38 Diperbarui: 18 Desember 2018   22:07 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Ini Om setorannya..." ujar bocah cilik menyodorkan beberapa lembar uang sepuluh ribuan. Ialah bocah yang kuberi modal dagang siang tadi.
Aku menolak.
"Oh..., jadi kamu memanfaatkan mereka." timpal Zubaidah.
"Bukan. Jangan salah paham."

Setelah kuceritakan, Zubaidah pun memahami apa yang telah kuberikan pada bocah tadi bukanlah bentuk eksploitasi. Aku menyuruh bocah berkaos compang-camping itu pulang. Namun ia hanya diam. Enggan berkata cukup lama. "Aku nggak mau pulang. Percuma, di rumah aku bosan." katanya lirih.
"Ya sudah, kamu ikut tante ini saja. Sambil menemani De Zidan." ajakku sambil menunjuk Zubaidah.
"Kamu apa-apaan sih?" Zubaidah menolak, bernada tinggi.
"Zu, dia juga butuh kasih sayang. Apa salahnya kamu jadi orangtua asuh? Sekolahkan dia. Nanti aku bantu." bisikku di kuping kanan Zubaidah. Baunya wangi dengan sedikit bulu-bulu halus di sekitaran kupingnya. Zubaidah pun akhirnya mengindahkan permintaanku.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun