Jurus Pada Suatu Hari
Pada suatu hari, selepas salat subuh di masjid saya duduk bersantai di tepian peraduan. Maklum saja, saya lihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 04.30 WIB. Rasa kantuk masih menyerang mata saya, bantal dan selimut masih melambai-lambai mengajak untuk kembali terbang dalam mimpi.
Saya raih handphone di atas meja untuk mengusir rasa kantuk. Niat saya ingin membaca berita online, namun sesaat dalam pikiran terlintas untuk membuat tulisan ini. Saya teringat materi tadi malam tentang Menulis itu Nikmat. Materi yang saya sajikan di Kelas MBI. Bukan masalah nikmatnya, tapi salah satu jurus yang saya saya bagikan kepada sahabat MBI.
Jurus yang saya maksud adalah Pada suatu hari. Aneh ya nama jurusnya... Tapi itu adalah jurus andalan saat saya menulis karangan waktu duduk di sekolah dasar. Jurus itu adalah jurus abadi yang digunakan anak-anak sekolah dasar zaman saya sekolah dulu.
Remeh sekilas, tapi jurus itu ternyata mampu mengalirkan ide dalam menulis. Saya masih ingat, hanya dengan menggunakan kalimat "Pada suatu hari' di awal tulisan, mampu mengarang berlembar-lembar. Ternyata di antara pengalaman yang berserak di masa sekolah dulu, ada teknik jitu untuk mengawali dalam menulis.
Saat mendongeng pun, guru saya di sekolah dasar juga mengawali cerita dengan "Pada suatu hari" atau kalau berbahasa Jawa diawali dengan "Ing sawijining dina". Tak terpikirkan bukan? Ternyata Pada Suatu Hari adalah salah satu kata kunci kita dalam menulis.
Sahabat MBI yang masih belum mulai menulis, cobalah untuk mulai dengan kata kunci tersebut. Jika perlu, kelas MBI diberi tantangan untuk menulis bebas dengan menggunakan kata kunci Pada Suatu Hari. Wah nanti jangan-jangan isi tulisannya banyak Pada suatu hari nya dong...? Tak masalah seandainya demikian, sebab tujuannya jelas agar sahabat MBI tidak hanya mengangan-angan untuk menulis. Menulis tidak cukup diangan-angan, harus dituangkan agar bisa dibaca.
Bermula dari kata kunci Pada suatu hari, lambat laun kita akan menemukan variasi style dalam menulis. Jangan salah sangka jika kata kunci itu tidak bisa dibuat bervariasi meskipun terminologinya tetap waktu. Saya contohkan beberapa variasinya :
Pada suatu hari, saat hari mulai gelap....
Pada suatu hari di awal Desember....
Pada suatu hari, aku tiba-tiba terbangun...
Pada suatu hari, sepuluh tahun yang lalu..
Pada suatu hari, saat matahari beranjak ke peraduannya...
Nah, ternyata variasinya berbeda. Rasa juga berbeda ketika dirangkai dengan pilihan kata yang berbeda...
Nah, tunggu apalagi sahabat MBI. Ayo segera menulis!!! Menulis antologi atau buku keroyokan dapat dijadikan pintu gerbang untuk menulis buku Solo. Menulis itu mudah kok, seperti Mantra Sakti Bunda Lilis Menulis Semudah Ceplok Telur
Salam Literasi
Salam dari Lereng Lawu
Salam The Power of Pada Suatu Hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H