Saat mentari masih dalam himpitan malam
Jiwa dan ragaku kembali menyatu
Tergerak raga untuk segera beranjak
Menyentak jiwa memutarkan logika
Sejuta ide bersemayam di kepala
Siap melahirkan banyak karya
Namun .....
Logika yang mengalir deras selaksa jeram
Mendadak beku oleh setan kebuntuan
Pena yang tajam bak pedang samurai
Mendadak tumpul tak berurai
Tangan yang lincah bagai elang
Mendadak lemah bagai tak bertulang
Aku bingung mau nulis apa
Aku bingung mulai dari mana
Aku bingung ide-ideku lari kemana
Aku bingung harus mencari di mana
Di hadapanku berdiri kokoh kebuntuan
Katanya menulis itu nikmat
Katanya menulis semudah ceplok telur
Katanya menulis semudah berbicara
Katanya menulis semudah chat WA
Nyatanya ......
Katanya tinggallah katanya....
Sesaat .....
Aku terdiam dalam kebisuan
Aku merenung dalam kegalauan
Aku gamang dalam kebimbangan
Aku berfikir dalam kebuntuan
Aku pasrah dalam keresahan
Tiba-tiba ....
Aku tersentak ingat kata *Pada suatu hari*
Berteriak nurani membangunkan logika
Memanggil segenap ide siap berkarya
Menggoreskan pena dengan tangan baja
Menghasilkan karya walau sepenggal kata
Meski menulis tidak semudah berbicara
Namun tulisanku adalah ungkapan rasa
Yang tak bisa ku ucapkan dengan kata-kata
Coretan Pena Lereng Lawu
03 Desember 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI