Mohon tunggu...
Eko Budi Santoso
Eko Budi Santoso Mohon Tunggu... Guru - Pegawai Negeri Sipil

"Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kamu miliki, dan sabar menanti apa yang akan menghampiri"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problem Based Learning (PBL) Tingkatkan Critical Thinking and Problem Solving Peserta Didik Kelas IV SD

18 Oktober 2022   23:32 Diperbarui: 18 Oktober 2022   23:36 2233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pembelajaran

Pembelajaran Abad-21 ditandai dengan Student Center Learning (SCL) yang berfokus pada pengembangan empat keterampilan (4C), yaitu: communication, collaboration, critical thinking and problem solving, dan creativity and innovation. 

Berkaitan dengan critical thinking and problem solving, bukanlah tentang seberapa banyak informasi yang dimiliki oleh seseorang. Bahkan belum tentu seseorang yang memiliki ingatan yang begitu baik dan tahu begitu banyak fakta memiliki dengan critical thinking and problem solving dalam dirinya. 

Namun dengan critical thinking and problem solving adalah sebuah pola pikir untuk mengetahui bagaimana konsekuensi terhadap apa yang mereka tahu. 

Mereka yang memiliki kemampuan berpikir ini biasanya akan lebih tahu bagaimana memanfaatkan informasi yang diterima sebagai metode penyelesaian sebuah masalah. Selain itu mereka juga bisa mencari informasi yang relevan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan Abad-21 khususnya critical thinking and problem solving adalah Problem Based Learning (PBL) atau biasa dikenal dengan pembelajaran berbasis masalah. 

Pada model tersebut terdapat sintaks pembelajaran yang dapat digunakan untuk menstimulus critical thinking and problem solving peserta didik. Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran, jadi fokusnya adalah pada pembelajaran peserta didik dan bukan pada pengajaran guru. 

Beberapa permasalahan di dunia pendidikan antara lain: (1) proses pembelajaran yang terlalu berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan, menyebabkan penalaran peserta didik kurag berkembang; (2) tuntutan kurikulum yang membebankan sehingga pembelajaran kurang kontekstual dengan lingkungan sekitar; (3) kurang monitoring terhadap mutu pendidikan; (4) profesionalisme guru (Indraswati, 2020).

Menurut Dewi (2020), Problem Based Learning (PBL) dipusatkan kepada masalah-masalah yang disajikan oleh guru dan peserta didik menyelesaikan masalah tersebut dengan seluruh pengetahuan dan keterampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh. 

Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama pada proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. 

Hal tersebut mengidikasikan bahwa Problem Based Learning (PBL) pada dasarnya dapat dijadikan sebagai mediator dalam pengembangan berpikir kritis pada peserta didik. Penerapan model pembelajaran yang tepat berkaitan erat dengan pengembangan berpikir kritis pada peserta didik. 

Dalam memperoleh informasi dan mengembangkan konsep-konsep pembelajaran, peserta didik belajar tentang bagaimana membangun kerangka masalah, mencermati, mengumpulkan data dan mengorganisasikan masalah, menyusun fakta, menganalisis data, dan menyusun argumentasi terkait pemecahan masalah, kemudian memecahkan masalah, baik secara individual maupun dalam kelompok. 

Semua kompleksitas pembelajaran tersebut pada dasarnya merupakan bentuk manifastasi dalam pengembangan proses berpikir peserta didik (Arends, 2012).

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang efektif dan telah diterapkan di SD Negeri 1 Cening Kecamatan Singorojo Kabupaten kendal, khususnya untuk meningkatkan critical thinking and problem solving peserta didik kelas IV. 

Model pembelajaran tersebut berfokus pada masalah autentik, di mana peserta didik tidak hanya diminta untuk memahami suatu masalah saja akan tetapi juga harus mampu bekerja sama untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga mampu menstimulus kemampuan dan keterampilan peserta didik, terutama keterampilan berpikir kritis.

Langkah pertama yang dilakukan dalam Problem Based Learning (PBL) diawali dengan guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik. 

Kedua, Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Ketiga, Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep, teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah. 

Keempat, Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. 

Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah. Kelima, Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.

Keberhasilan dalam meningkatkan critical thinking and problem solving peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Cening Kecamatan Singorojo Kabupaten kendal melalui penerapan Problem Based Learning (PBL) ditandai dengan meningkatnya indikator critical thinking and problem solving masing-masing peserta didik. 

Dalam penerapan Problem Based Learning (PBL), peserta didik didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata dan memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. 

Dengan adanya peningkatan critical thinking and problem solving kegiatan belajar menjadi lebih kondusif, aktif, menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun