Meskipun saat ini banyak sekali kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami terhadap istrinya, namun wajib bagi saya turut serta memahami apa dan bagaimana KDRT bisa terjadi dalam sebuah rumah tangga.
Untuk itulah saya menyempatkan diri hadir pada tanggal 17 Agustus 2024 di Instagram Live Komunitas Cak Kaji Jatim yang menampilkan narasumber Ibu Zaitun Taher yang merupakan seorang Advokat dan juga pengurus bidang PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) DPC PERADI Surabaya.
Menurut pemaparan Ibu Zaitun, bentuk kekerasan dalam rumah tangga terbagi menjadi 4 yaitu:
- Kekerasan Psikis
- Kekerasan Fisik
- Kekerasan seksual dalam rumah tangga
- Penelantaran
Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT sendiri menurut beberapa literatur yang saya baca memiliki pengertian sebagai bentuk perbuatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menyakiti orang lain di dalam rumah tangga dimana menyebabkan luka tidak hanya secara fisik, melainkan juga secara psikis.
Jika selama ini kita hanya mengetahui bahwa KDRT lebih sering atau lebih banyak dilakukan oleh suami terhadap istri, ternyata tidak hanya itu saja. Seperti yang kita ketahui, di dalam rumah tangga tidak hanya ada istri dan suami saja. Di dalamnya bisa jadi ada anak-anak, mertua bahkan asisten rumah tangga.
KDRT pun bisa dilakukan istri kepada suami, orang tua kepada anak, bahkan KDRT bisa dilakukan menantu kepada mertua dan juga sebaliknya.Â
Tentu saja korban yang menerima kekerasan di dalam rumah tangga akan mengalami trauma dan bisa menghancurkan mentalnya. Meskipun tak sedikit korban KDRT merasa malu dengan adanya kekerasan yang menimpa dirinya. Hal ini dikarenakan masih banyak anggapan di masyarakat yang menganggap kekerasan dalam rumah tangga adalah aib internal yang tidak seharusnya diumbar ke masyarakat luas.
Menurut Bu Zaitun bahwa sebagian besar perempuan tidak mau melaporkan tindak kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya karena faktor berikut:
1. Rasa takut yang ditimbulkan setelah mendapat perlakuan kekerasanÂ
2. Tidak punya orang yang mendukung, entah itu teman, kerabat maupun saudara terdekat.