Bagi penulis, apa yang dihasilkan oleh minyak bumi juga sama berbahayanya dibandingkan dengan rokok. Kerusakan alam yang ditimbulkannya termasuk besar. Belum lagi jika ditambahkan batu bara. Dalam pendangan penulis, seberbahaya-bahayanya rokok, jangkauan paparan rokok tidak akan seluas asap pabrik, knalpot truk, bus, atau mesin lainnya. Maka sangat tidak adil jika menghakimi rokok sampai sedemikian rupa tetapi lupa bahwa ada bahaya lain mengancam melalui minyak bumi.
Berbicara masalah yayasan dan eksploitasi, penulis setuju jika dalam audidi tersebut ada unsur eksploitasi demi kepentingan korporasi tetapi apakah hanya audisi bulu tangkis dari PB Djarum saja? Bagaimana dengan anak artis, anak selebgram, youtuber, atau audisi-audisi lain yang melibatkan anak-anak? Apakah tidak ada eksploitasi secara ekonomi dalam acara audisi itu?
Semoga akan ada jalan keluar untuk masalah 'eksploitasi'. Bisa saja yayasan mengubah logo, font, warna, sehingga bisa memunculkan asosiasi baru karena tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat kita masih terbawa oleh simbol sampai terkadang menganggap simbol adalah benda itu sendiri. Kalau mengubah nama gimana ya? Ehm, kayaknya berat...
Referensi:
1. Antara News: Pernyataan KPAI
2. Tirto.id: Bantahan PB Djarum
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI