Sering berjalan di atas trotoar? Pernah terpikir arah jalan yang ideal dan lebih aman saat berjalan di atas trotoar?
Bagi masyarakat perkotaan pasti sudah akrab dengan aktivitas berjalan di atas trotoar. Entah sekedar hanya di depan kampung saat ke minimarket atau di tempat kerja ketika hendak ke suatu tempat. Bahkan tidak jarang harus mengelus dada saat trotoar dirampas oleh pengendara motor atau warung tenda atau lapak PKL.
Sebelumnya tidak pernah terpikir tentang arah ideal saat berjalan di atas trotoar. Jalan ya jalan saja. Kalau ada penghalang paling turun ke jalan sebentar terus balik lagi ke trotoar. Sedikit uji nyali karena terkadang harus siap-siap ngecilin badan saat ada motor atau mobil yang mepet dengan badan.Â
Pengetahuan saya tentang cara berjalan di trotoar sedikit bertambah ketika ada seorang teman ngobrol soal hak pejalan kaki di jalan raya, termasuk soal trotoar. Dia bercerita tentang banyaknya perilaku pengguna jalan raya yang menyerobot hak pejalan kaki seperti pengendara motor yang naik ke atas trotoar, parkiran di trotoar, hingga warung tenda yang "memakan" trotoar.Â
Nah, salah satu poin yang kemudian dia tanyakan adalah: "Kamu kalau jalan di trotoar, searah dengan arus lalu lintas atau melawan arah?"
Saya jawab, "Kadang searah arus lalu lintas, kadang melawan arus. Sesuai kebutuhan saja."
Teman saya tidak menyalahkan atau membenarkan tetapi kemudian menjelaskan jika arah ideal saat berjalan di trotoar, terutama jika trotoarnya hanya selebar satu meter-an, adalah berkebalikan dengan arus lalu lintas. Alasannya: supaya kita bisa melihat keadaan lalu lintas di depan kita. Karena jika kita berjalan searah dengan arus lalu lintas, kita tidak bisa melihat situasi lalu lintas yang ada di belakang kita.Â
Setelah saya pikir-pikir ada benarnya juga. Kalau kita berjalan membelakangi motor dan mobil tentu saja kita tidak bisa melihat situasi. Bisa saja ada kendaraan yang jalannya oleng atau apa, kita pasti akan terlambat untuk menyadarinya. Sedangkan bila kita berjalan dengan melawan arah dan bisa melihat situasi lalu lintas, kita akan lebih cepat mengantisipasi keadaan jika terjadi suatu bahaya.
Semenjak itu saya jadi punya kecenderungan untuk berjalan di trotoar dengan arah yang berkebalikan dengan arus lalu lintas. Meskipun tetap saja ada kondisi saya harus berjalan searah arus lalu lintas, terutama kalau mau ngopi di warung sebelah. Cuma 20 meter ini.