Mohon tunggu...
Ugie Yogya
Ugie Yogya Mohon Tunggu... lainnya -

Manusia biasa yang terus belajar dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis dan Kisah Telur Columbus (Bagian 1)

8 November 2011   21:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:54 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah telah mencatat Christopher Columbus sebagai salah seorang pelaut yang andal. Columbus pada masa hidupnya pernah mengungkapkan teori tentang bumi yang dipandang benar-benar baru pada waktu itu. Columbus ketika itu menyatakan bahwa bumi bulat. Teori tersebut merupakan teori yang jelas-jelas bertentangan dengan kepercayaan dunia pada waktu itu yang mempercayai bahwa bumi itu datar seperti piring atau seperti papan catur.

Keyakinan tentang bumi adalah sebuah dataran rata (bukan bulat) di antaranya hidup di Yunani, India, dan China. Menurut anggapan orang-orang Yunani kuno, langit tak ubahnya sebuah tutup bulat dan bumi adalah dataran yang di tengah-tengahnya berdiri makhluk raksasa yang disebut Atlas. Tangan Atlas inilah yang menahan langit sehingga langit tidak runtuh. Orang-orang India kuno menganggap bumi persegi. Di keempat sudut bumi masing-masing ada seekor buaya raksasa yang memanggulnya sambil mengapungkan diri dipermukaan laut alam semesta. Orang-orang China kuno mengatakan langit bulat, sedangkan bumi datar dan permukaannya miring sehingga timbullah istilah pei (utara) yang artinya ”atas” dan nan (selatan) yang artinya ”bawah”.

Pada zaman dahulu orang-orang meyakini bahwa sebelah barat Benua Eropa dan sebelah timur Benua Asia dan Australia hanyalah terdiri dari lautan yang mahaluas, tidak ada daratan. Orang-orang meyakini bahwa lautan yang mahaluas itu memiliki ujung batas sehingga setiap kapal yang mencoba berlayar mengarungi hingga ke tepian ujung laut, kapal itu akan tenggelam hingga jatuh ke dasar samudera yang sangat dalam. Columbus terang-terangan menolak keyakinan ini. Dia malah beranggapan bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti buah jeruk.

Untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat, Columbus berniat melakukan ekspedisi laut. Saat Columbus mengutarakan niatnya untuk melakukan ekspedisi itu, banyak orang, termasuk keluarganya, menganggap Columbus gila. Namun Columbus tetap kukuh dengan pendiriannya. Perjuangan Columbus untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat tidaklah ringan. Jika tak bisa membuktikan bahwa bumi itu bulat (yang ketika itu dianggap sebagai pengingkaran hukum Tuhan), Columbus harus siap menghadapi ancaman hukuman mati.

Columbus lantas membujuk Raja Ferdinand dan Ratu Isabella, penguasa kerajaan Spanyol pada waktu itu, untuk turut membantu dan memfasilitasi petualangannya dalam mengarungi samudera yang luas. Columbus meyakinkan mereka bahwa dia akan menemukan daratan impian dengan emas yang berlimpah. Dengan demikian, kerajaan Spanyol akan dikenang sepanjang masa. Ternyata apa yang dikatakan Columbus memang terbukti karena pada tahun-tahun berikutnya, bangsa Spanyol benar-benar telah menemukan emas yang begitu berlimpah yang mereka rampas dari bangsa Inca.

Raja Ferdinand dan Ratu Isabella berhasil dibujuk Columbus dan bersedia membantu serta memfasilitasi petualangan Columbus. Singkat cerita, Columbus pulang dengan membawa bukti bahwa bumi bulat. Dia berlayar dan menemukan ”Tanah India” (Benua Amerika) melalui perjalanan ke arah barat. Dia berhasil membuktikan bahwa bumi tidaklah datar, tidak ada tepi dunia berupa jurang seperti yang diyakini banyak orang ketika itu.

Setelah penemuan benua baru itu, Columbus menjadi sangat terkenal dan diagung-agungkan oleh raja dan seluruh rakyat. Columbus diangkat menjadi bangsaan kehormatan kerajaan. Hal itu membuat beberapa orang iri kepada Columbus. Banyak yang diam-diam mencemooh bahwa ekspedisi Columbus hanya biasa-biasa saja. Konon, setelah Columbus kembali dari benua baru yang ditemukannya itu, banyak orang mengatakan bahwa mereka pun bisa melakukan hal yang sama. Beberapa orang yang iri berkata, ”Apa hebatnya dia? Dia cuma berlayar dan kebetulan saja menemukan benua baru. Siapa saja bisa melakukan itu.” (Bersambung ....)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun