Mohon tunggu...
Eko Junaidi Salam
Eko Junaidi Salam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Tentang saya ? Cari aja di google.... atau kunjungi : ekojunaidisalam.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimis Dengan Kemampuan Diri Sendiri

26 April 2012   00:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:06 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


sumber gambar : http://www.blogger-index.com/2312887--a-bit-about-me


Tok...tok...tok... Pintu kamar kosku diketuk, sambil seseorang berkata, "Gi' Tedhung ko ?" (id: Masih tidur ko ?), sesaat aku terjaga dan melihat jam masih menunjuk jam 12 malam, sambil masih "agak" sadar aku membuka pintu kamar. Ternyata teman kosku, dengan melihat sekilas aku sudah bisa menebak kenapa dia mengetuk pintu kamarku malam-malam, pasti dia punya masalah, wajahnya lusuh, gelisah dan kebingungan.


"Kenapa ?", tanyaku. "Ini ko, aku ada UTS yang pengerjaannya bisa di luar kampus, tapi harus diselesaikan besok pagi, No. 2 aku kesulitan, udah tanya senior ma temen yang lain pada ga ngerti", ucapnya dengan lemas. Sambil melihat lembar soal UTS (Ujian Tengah Semester) nya, aku lihat hanya ada dua soal, semua mengenai Logika FUZZY, kebetulan saja saat UTS kemarin aku juga dapat soal yang sama mengenai Proses Algoritma Fuzzy tersebut, yang mana pada saat itu kira-kira aku menghabiskan satu lembar setengah halaman untuk mengerjakannya.


"Baiklah, InsyaAllah sepertinya aku bisa", ucapku. Setelah itu aku pun menanyakan pada temanku itu yang bernama Edwin, "bro sampai mana pemahaman kamu mengenai soal ini ?" kataku sambil berusaha mencari ide untuk menyelesaikan persoalannya.


Setelah mendengar penjelasannya, aku mengerti bahwa sebenarnya nih anak paham tapi dia bingung mau menulis Algoritmanya bagaimana, alhasil aku pun memadunya tahap demi tahap, dalam proses penyelesainnya, alur dari Algoritma yang perlu dia tulis untuk menjawab soal nomor 2 tersebut.


Akhirnya dalam waktu singkat selesai deh, pengerjaan soal No. 2 yang tadinya sulit itu. Sambil tersenyum, akhirnya dia meninggalkan kamar kosku dengan perasaan lega. Aku pun akhirnya bisa bernafas lega, tapi sayangnya rasa kantukku udah hilang sejak berkonsentrasi menyelesaikan persoalan UTS temanku itu.

***


Masih teringat jelas detik-detik Ujian Akhir Semester 1 kemarin, saat dimana seluruh Mahasiswa ITS berjuang seperti halnya temanku si Edwin itu, ada peristiwa yang unik yang sampai saat ini aku pun tidak bisa melupakannya.


Peristiwa itu adalah peristiwa sakral dimana hanya sekali terjadi dalam 2 tahun sekali bagi Mahasiswa LIntas Jalur di ITS, mungkin teman-teman sudah pada tahu apa itu Mahasiswa Lintas Jalur ?, ya, Mahasiswa Lintas Jalur adalah mahasiswa yang meneruskan bidang studinya ke jenjang yang lebih tinggi, misal dari D1 ke D3 atau D3 ke S1, dll.


Peristiwa yang benar-benar seperti halnya memilih istri, memilih dua diantara yang baik dan baik, peristiwa yang menghabiskan banyak pemikiran, peristiwa penuh perjuangan mencari jati diri, peristiwa yang..... lanjut aja dah....


Peristiwa itu terjadi pada saat pemilihan Penjurusan Bidang Studi, dimana di S1 Teknik Elektro ITS, ada lima bidang studi berbeda yaitu Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan, Teknik Sistem Tenaga, Telekomunikasi Multimedia, Elektronika, dan Teknik Komputer & Telematika. Saat penjurusan itu aku pun bertekad akan memilih bidang studi Teknik Komputer & Telematika, karena bidang studi itulah yang aku sukai, namun dalam perjalanan aku mulai agak bingung setelah salah satu Dosenku yang bernama IR. SUWADI, MT, memberi penjelasan mengenai prospek bahwa bidang studi Telekomunikasi Multimedia itu bagus, benar sekali di bidang studi tersebut juga ada dosen favoritku juga pak Ansori namanya.


Namun rasa bingungku tetap saja bermunculan antara bidang studi Telekomunikasi dan Telematika, karena tekadku adalah bidang studi Telematika, akhirnya setelah aku istikharah dibantu dengan do'a restu orang tua, yang selalu mendukung pilihanku, akhirnya bulatlah tekadku untuk memilih bidang studi Komputer & Telematika. Selain itu aku sadah bahwa TELEMATIKa adalah singkatan Telekomunikasi, dan Informatika, sehingga aku juga akan belajar mengenai telekomunikasi nantinya.


Setelah itu muncul kabar bahwa ada beberapa bidang studi yang hanya ada satu atau dua Mahasiswa, karena dinilai bidang studi tersebut susah sehingga banyak mahasiswa pada angkatan saat itu yang tidak memilihnya. Akhirnya kabar itu terdengar juga olehku, yang saat itu belum tahu.


Astaghfirullah....!!! bukan main kagetku saat melihat bahwa bidang studi Teknik Komputer & Telematika hanya satu orang saja, dari angkatanku yang sebanyak lebih dari 80 orang itu memilih bidang studi Telematika, begitu juga dengan bidang studi Elektronika yang hanya dua orang saja, alhasil aku pun berniat mengajak beberapa temanku untuk masuk pada bidang studi yang sama denganku.


Tapi, semua pada tertawa, semua pada mengatakan hal yang tidak menyenangkan, ada beberapa teman yang aku ajak dia berkata "Dari pada aku masuk bidang studi Komputer & Telematika, mending aku gak kuliah aja....", ujarnya. Waduh aku bisa sendiri pikirku dalam hati, tapi alhamdulillah akhirnya aku berpikir bahwa satu orang Mahasiswa dan satu orang Dosen Pengajar, "berarti ???? aku kursus private donk ?", pikirku mengobati perasaan sendiri.


"Baiklah, Bismillah aku InsyaAllah bisa menjalani ini sendiri, meski hanya sendiri di bidang studi ini", pikirku, sambil berjalan pulang ke kos. Ketika itu, aku kebetulan bertemu dengan salah seorang Dosen di bidang studi Telematika ini dan berkata "Mas, mas yang ngambil bidang studi Telematika itu ya ? kok hanya sendiri saja ?", katanya. "Iya, pak. Kenapa pak ?", kataku. "Lha, ajak temenmu biar kamu gak sendiri....", katanya kembali. "Lha, pak yang saya ajak dia bilang dari pada saya masuk bidang studi Telematika mending gak kuliah katanya pak...., lha terus saya mau bilang gimana lagi ? kalau saya paksa, bisa gak kuliah anak orang", kataku sambil frustasi. "Kalau tahu gitu kenapa kamu tetep milih bidang studi Telematika ?", tanyanya. Dengan santai aku menjawab, "Hmm... Karena kemampuan saya disitu pak....", "Kenapa gak masuk bidang studi lain aja, biar banyak temannya....?", tanyanya lagi. "Hmm... mungkin sudah panggilan suara hati pak....", ucapku dengan lemas. "Hahahaha.... ya sudah gak pa pa, berarti kamu komitmen untuk aktif di Lab B201 ya ?", katanya sambil tertawa terbahak-bahak. "Haha... iya pak InsyaAllah, mohon bimbingannya juga pak", kataku dengan tertawa sedikit terpaksa.

***


Akhirnya sampai saat ini, aku sering disapa "Hallo anak kursus, lagi kursus ya ?", haha aku hanya tertawa saja mendengarnya, pernah aku menggoda temanku dengan berkata "Halah, ngapain kuliah, kayak mahasiswa aja", saat melihat temanku sibuk dengan contekannya, tapi dia malah berkata dengan santai "Aku kan memang kuliah, daripada kamu yang kursus ?? bwahahahahaha.....", ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak. Dari peristiwa ini aku mendapat banyak pelajaran berharga, dalam memotivasi diri sendiri, dimana pada saat mahasiswa lain sibuk mencari contekan dalam tugasnya, aku sendiri berjuang mengerjakan sendiri meski itu susah sekalipun, aku yakin bila tidak ada teman yang bisa membantu, perpustakaan siap membantu, bila perpus tak sanggup mbah google setia menemani, bila penjelasan mbah google terlalu susah, ada Dosenku yang InsyaAllah siap membantu.


Tidak bisa dipungkiri bahwa kadang kita selalu mencari tempat bergantung pada orang lain, dimana dia bisa membantu kita. Tapi, apa yang terjadi bila tempat bergantung kita tidak ada ?, siapkah kita untuk berjuang sendiri ?, berjuang dengan kekuatan kita sendir ?, itulah pertanyaan yang harus kita jawab dengan tegas.


Karena semakin kita bergantung pada orang lain, maka kita akan semakin malas, banyak contoh seseorang yang mengatakan bahwa dirinya dulu salah jurusan, bukan hanya itu, senior saya pun yang saat ini kuliah di bidang studi Teknik Sistem Tenaga, berkata bahwa sebenarnya dia salah pilih, tapi karena sudah terlanjur basah yang sudah mandi sekali katanya. Fakta bahwa kebanyakan dari kita memilih Jurusan hanyalah ikut-ikutan teman semata, namun tidak semua memang seperti itu. Maka dari itu buat teman-teman pembaca, jadilah diri sendiri, temukan kemampuan diri, temukan jati diri kita sendiri, dan optimis dengan kemampuan diri sendiri. Yakinlah bahwa mencontek yang salah itu adalah pembodohan diri, tapi menyontek lah sekiranya kita bisa lebih baik dari yang kita contek, sekiranya kita bisa belajar LEBIH dari pada yang kita contek, sekiranya setelah mencontek itu kita tidak perlu mencontek lagi untuk kedepannya.


Dan jangan lupa selalu berdo'a, agar kita bisa melewatinya dengan mudah, berdo'alah semoga kita bisa bermanfaat bagi diri kita sendiri, bermanfaat bagi keluarga, bermanfaat bagi lingkungan, bermanfaat bagi teman, Agama dan bermanfaat bagi Bangsa & Negara nantinya. Amiiiin 3x......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun