Mohon tunggu...
Eko Junaidi Salam
Eko Junaidi Salam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Tentang saya ? Cari aja di google.... atau kunjungi : ekojunaidisalam.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Budaya / Tradisi dan Kekompakan

3 Januari 2015   20:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14202662561199743503

Sumber Gambar : http://www.gudangkesehatan.com/wp-content/uploads/2014/07/prilaku-orang.jpg
Telah lama tradisi yang membuat indonesia menjadi satu, perbedaan tak lagi menjadi pemicu perpecahan. Bhinneka Tunggal Ika jelas - jelas telah menunjukkan eksistensi Indonesia dengan keberagaman budaya/tradisi, suku/ras, agama, dan lain - lain sebagai pemersatu bangsa.

Budaya / tradisi itu ada karena adanya kebersamaan, kekompakan, maupun kesamaan visi & misi. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya untuk menjaga, melestarikan dan membangun budaya yang sudah ada menjadi lebih kuat dan lebih kokoh, untuk menghadapi globalisasi ini.

Namun, kita juga harus waspada pada budaya/tradisi jelek yang dapat menggerogoti martabat bangsa kita sendiri. Lihatlah indonesia berada pada peringkat 107 dunia berdasarkan Index pada Transparency International, tidak ingin kah kita generasi penerus membuat bangsa ini berada di PERINGKAT 1 Dunia ???

Bukan sesuatu hal yang gampang, juga bukan sesuatu hal yang susah. Bila kita semua KOMPAK dan bersama-sama berjuang untuk itu. Hal sederhana yang kadang kita abaikan adalah terjebak oleh TRADISI JELEK yang sudah ada. Ketika dihadapkan oleh permasalahan itu, balik menyalahkan tradisi yang ada. Bisa dikata ketika kita bertemu budaya/tradisi buruk, sebagian memilih untuk setuju pada tradisi itu, sebagian memilih untuk menerima budaya/tradisi itu. Maksudnya ? memilih untuk setuju itu berarti kita tahu itu tradisi jelek, & tahu konsekuensinya serta tidak ada desakan manapun. memilih untuk menerima itu berarti tahu itu salah, tahu konsekuensinya namun melakukan itu karena ada desakan eksternal dari dirinya, baik berupa desakan agar kompak, kebersamaan, bisa juga karena aturan tak tertulis yang mengakibatkan dirinya akan dibenci bila tidak melakukan budaya/tradisi tersebut.

Kawan, Budaya / tradisi jelek itu sebenarnya tidak ada, saya percaya Indonesia itu tidak memiliki budaya/tradisi yang jelek atau salah, apalagi kita umat yang beragama. Jelek / salah Budaya / tradisi itu bisa ada bergantung pada INDIVIDU yang melakukannya.

Akan menjadi SALAH bila dilakukan pada waktu, situasi/kondisi dan tempat yang SALAH. Kita tahu KOMPAK itu BAGUS, KEBERSAMAAN itu BAGUS, tapi kompak atau kebersamaan pada sesuatu yang SALAH itu JELEK. Jangan jadikan sesuatu yang salah/jelek menjadi sebuat Budaya / Tradisi.

Kawan, saya percaya ANDA semua orang yang BERPENDIDIKAN, anda semua orang yang TERHORMAT, anda semua orang yang BERIMAN dan BERKETUHANAN. Kenapa harus TAKUT, untuk mengatakan itu SALAH kalau kita tahu itu SALAH ? kenapa kita harus DIAM, untuk mengatakan itu BENAR kalau kita tahu itu BENAR ?

Apakah karena TAKUT akan DIBENCI ?. Kawan, percayalah sesuatu yang baik & benar itu selalu ada rintangan dan hambatannya, bila tidak ada hambatannya waspadalah jangan sampai terlena. Sesuatu yang PAHIT akan MANIS pada waktunya. Seperti yang sudah diajarkan oleh guru SD kita, "Berakit - rakit kita kehulu, Berenang - renang ke tepian, Bersakit - sakit dahulu, Bersenang - senang kemudian", percayalah.

Kawan, TANGGUNG JAWAB kita BESAR. bila ANDA seorang ABDI NEGARA yang HIDUP dari UANG RAKYAT, AMANAH kita itu besar kawan. Ngeri sekali saat membayangkan ibadah kita saja dengan ringan kita tinggalkan, Mulut & Lidah kita gunakan dengan tajam ke saudara sendiri. Masihkah akan ditambah lagi dengan memakan uang rakyat kecil dengan semena-mena ?

Kawan, kita adalah GENERASI PENERUS bangsa, kita adalah AGEN PERUBAHAN. Kalau bukan kita ? siapa lagi yang akan membangun Indonesia dengan lebih baik lagi ???.Berat memang, tapi kalau kita bisa berjuang bersama akan ringan pada akhirnya. Kalau kita bersama tak ada yang tak bisa kita capai, selama kebersamaan itu untuk tujuan yang baik.

Kawan, saya percaya ANDA semua orang yang KOMPAK, dan saya ingin mengajak kawan - kawan semua untuk kompak dalam membasmi kemungkaran, kebhatilan dan kejahatan. Belum dalam skala besar, CUKUP bisa membasmi itu semua dari DIRI kita sendiri.

Saya ingin mengajak kawan - kawan KOMPAK dalam menegakkan kebenaran, berani mengatakan salah karena itu salah, berani mengatakan itu benar karena itu benar. Belum dalam skala besar, CUKUP bisa menanamkan itu semua dalam DIRI kita sendiri.

Kawan, Budaya / Tradisi itu ada salah satunya karena KEKOMPAKAN atau KEBERSAMAAN, mari kita mencoba menciptakan Budaya / Tradisi KITA dengan kekompakan yang BAIK & BENAR...

BUKAN untuk menggurui, sok bijak, sok suci, dan kriteria sok - sok lainnya, tapi DEMI kita, demi anak CUCU kita yang lebih baik lagi kedepannya.

Sumber Index Korupsi: http://www.transparency.org/country#IDN
Sumber : http://ekojs-blog.blogspot.com/2015/01/budayadankekompakan.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun