Mohon tunggu...
Julianto Eko
Julianto Eko Mohon Tunggu... -

mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya D3 Keuangan dan Perbankan. BBM:7D22EE2A Email: Juliantoeko212@gmail.com kita tak akan pernah bisa apabila kita tak pernah mencoba . jadi diri sendiri, dan percaya pada kemampuan sendiri dan selalu berusaha

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tepi Batas (Antara Khayalan dan Kenyataan )

6 Desember 2015   20:00 Diperbarui: 6 Desember 2015   20:45 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Saat senyum polos masih menghiasi canda anak-anak didesaku,Dan terkadang aku berharap,andai aku mampu meminta pada waktu ,aku ingin kembali ke masa itu, ke masa dimana status sosial dan perbedaan bukan menjadi  Hambatan dalam berteman atau menjalin hubungan.

Dan di pantai ini ,di sebuah  saung atau gazebo  di dekat  tugu tepi batas kota,

Aku masih mengingat jelas tentang dirimu, saat kau begitu murka kepadaku,

Tentang sebuah kejujuran hati yang berakhir sebuah petaka dari rasa sayang yang tak berbalas .

Saat sore di bulan juni ,saat aku janjian dengan dirinya di tempat ini ,saat aku baru saja pulang kerja  sebagai guru di salah satu sekolah dasar di desa kertagama,jaraknya pun tak begitu jauh dari tempat ini,

Tapi sore  itu  kepala  sekolah , tiba-tiba mengadakan rapat ,untuk para guru dan staff di sekolah ini ,hatiku gelisah tak karuan, aku berada dalam sebuah dilema yang sama pentingnya ,di satu sisi,,ini sebuah perintah atau amanah dari atasan(kepala sekolah) di tempat kerjaku,di sisi lain aku sudah berjanji pada  orang yang aku cintai,sehingga membuatku pada posisi yang serba salah .

Setelah mengikuti setengah dari rapat ,aku meminta izin  pada anggota yang lain, dengan alasan karena ada sedikit masalah yang harus kuseslesaikan dan darurat,.

Aku segera menemui dia,aku berharap ia masih disana dan menungguku.

.sebelum  kesana,aku  mampir sejenak ke toko ice cream untuk membelikannya ,Ice cream Strawberry special,tuk kuberikan kepadanya .

Sesampainya disana ,bukan senyum manis yang kudapat,melainkan tatapan wajah yang berapi-api ,tatapan murka dan penuh amarah,tatapan harimau  yang ingin melahap mangsannya hidup-hidup.

Sejenak hatiku menjadi ciut,dan pertanyaan dalam  hatiku yang muncul adalah “haruskah ini ku lanjutkan?” ,kutegakkan hatiku dan aku tetap melangkahkan kaki menuju dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun