Mohon tunggu...
eko bagus supriyanto
eko bagus supriyanto Mohon Tunggu... -

pemuda,sahaja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penggilasan dan Jemuran

19 April 2010   03:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

betepa lusuh sandang ini kubasuh di atas penggilasan keringatpun kembali tak asin debu-debu kota luluh bersama kotoran tersentuh serabut kayu adalah dawai kupetikan pada penggilasan mengurai mencuci setiap celah pandang ini berharap bersihkan hati lalu, kuacungkan di pagar jemuran mentaripun kutantang aku bertaruh dengannya sehingga sandang ini tak kering di badan tak ingin berlama-lama dan berakhir di ujung senja angin mengintai membelai setiap basah yang jatuh terkulai pagar jemuran gontai melelehkan mentari terburai membiaskan warna pelangi di bawah sandang yang luntur kini mengusam disetubuhi panas hari sebelum nanti kupakai lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun