Mohon tunggu...
eko arissetyawan
eko arissetyawan Mohon Tunggu... Guru - guru di sman1 wonogiri

saya menjadi pendidik yang mempunyai hobby olah raga bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin (Koneksi Antar Materi Modul 3.1)

1 Mei 2023   19:38 Diperbarui: 1 Mei 2023   19:46 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai -- nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Eko Aris Setyawan, S.Pd

CGP-7

SMAN 1 Wonogiri

Pada kesempatan ini saya akan mencoba mendiskripsikan keterkaitan antar materi pada modul 3.1 ini. Koneksi ini akan saya hubungkan dengan materi yang selama ini saya dapatkan dalam guru penggerak, dengan alur berpikir berpedoman pada pertanyaan pemantik berikut ini.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Berangkat dari pemikiran KHD mengenai semboyan yang Ing Ngarso Sung Tulodho yang artinya Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan, Ing Madya Mangunkarsa yang berate Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah , dan Tut Wuri handayani yang berate Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang, maka dalam hal ini Seorang pemimpin (Guru) harus smampu memberikan teladan dan memberikan semangat dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan seorang muridnya. Pemimpin pembalajaran harus menyadari jika tugas kita adalah menuntun kodrat yang ada dalam diri anak didik kita agar berkembang sesuai dengan kodratnya sehingga murid kita menjadi manusia yang dimanusiakan dan manusia yang bisa memiliki kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Maka dari itu kita sebagai Guru mempunyai status sebagai pemimpin pembelajaran yang dipercaya masayarakat mampu menjadi teladan dalam mengambil keputusan secara tepat dan tentunya berpihak pada siswa. Untuk itu dalam menerapkannya, seorang guru harus memperhatikan dan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan melaksanakan 9 langkah dalam pengambilan keputusan dalam masalah dilemma etika maupun jenis bujukan moral. Sehingga dalam pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filsofi triloka memiliki pengaruh bagaimana seorang guru mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

2. Bagaimana nilai -- nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip -- prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Perlu diketahui bahwa nilai -- nilai kebajikan yang wajib ada dalam diri seorang guru antara lain nilai keadilan, tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran, dan lain -- lain. Maka nilai -- nilai tersebut akan berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan dari permasalahan yang timbul dalam kegiatan Pendidikan baik dilingkungan sekolah pada khususnya maupun diluar lingkungan sekolah pada umumnya. Nilai -- nilai kebajikan yang ada dalam diri guru jika diibaratkan seperti gunung es, maksudnya hanya terlihat kecil dipermukaan air tetapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawah sadar kita. Kemudian apa hubungannya dengan ungkapan tersebut? Bahwasanya penting bagi seorang guru untuk memupuk nilai -- nilai kebajikan tersebut agar seorang guru bisa menjiwai sebuah keputusan yang tepat dari permasalhan yang muncul. Jika sudah mampu menjiwai nilai -- nilai tersebut maka kita sebagai guru berusaha menjadi guru yang bijaksana dalam setiap mengambil keputusan yang sifatnya dilemma etika.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?

Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. Kegiatan terbimbing pada LMS modul 3.1 materi pengambilan keputusan berkaitan erat dengan kegiatan coaching yang diberikan pendamping ataupun fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita. Terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil, di mana dengan coaching kita dapat menuntun seseorang untuk menemukan solusi terbaik dari segala masalah mereka. Dengan banyak mendengarkan dan menjadi coach bagi murid ataupun rekan sejawat, kita dapat menerapkan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah dalam pengambilan dan pengujian suatu keputusan. Namun segala keputusan tetap kita serahkan kepada murid tersebut. Itulah bedanya dengan konselor ataupun mentor. Pengambilan keputusan yang diambil berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pasti akan lebih efektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila dalam pengambilan keputusan masih terdapat keragu -- raguan, maka untuk mempertimbangkan pengambilan keputusan tersebut bisa dibantu dengan sesi coaching. Dimana rekan sejawat ataupun siswa yang bermasalah dapat menceritakan secara jelas dan dapat kita bantu serta tuntun mereka untuk menemukan keputusan terbaik dari masalah mereka

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Untuk menstabilkan sosial emosional guru dalam megambil suatu keputusan, seorang guru perlu memiliki kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri ( self managemen), kesadaran soial (social awareness), dan keterampilan berhubungan sosial (realtionship skilis). Dengan kompetensi tersebut maka diharapkan guru akan mampu mengambil suatu keputusan dengan tepat.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai -- nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai -- nilai yang dianut seorang pendidik dimana dalam kasus keseharian, kasus dianalisis terlebih dahulu apakah itu merupakan dilema etika ataukah itu adalah bujukan moral. Dilema etika merupakan situasi dimana kita dihadapkan pada hal benar lawan benar, namun saling bertentangan. Sedangkan bujukan moral adalah situasi di mana kita dihadapkan dengan dua hal yang benar melawan salah. Seorang pendidik yang mempunyai nilai -- nilai kebajikan universal yang tertanam baik dalam diri mereka dalam mengambil keputusan akan mengedepankan kepentingan murid. Serta patuh dan taat pada peraturan yang berlaku sesuai dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Jika ada studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika maka sebagai seorang pendidik dapat menerapkan paradigma mana yang sesuai dengan masalah tersebut serta prinsip mana yang akan diambil dalam pengambilan keputusan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Setiap keputusan yang diambil secara tepat, tentu akan memberikan dampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Kondisi tersebut adalah kondisi yang dicita -- citakan. Maka untuk melakukan perubahan, diperlukan suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kita menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif melalui tahapan BAGJA dengan tujuan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan berpihak pada anak. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi murid.

7. Apakah tantangan -- tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus -- kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dengan berkiblat pada 3 prinsip tadi maka timbul beberapa tantangan dilingkungan saya dalam mengambil keputusan terhadap kasus -- kasus dilema etika diantaranya sulitnya melakukan koordinasi dengan orang tua siswa untuk meminta dukungan dan diskusi perbaikan dari setiap keputusan yang diambil. Kadang saat kita memutuskan suatu masalah dengan prinsip rasa peduli malah menghilangkan kepercayaan siswa dan sebagian wali murid terhadap peraturan yang dibuat disekolah.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid -- murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda -- beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pembelajaran haruslah berpihak kepada murid dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Kebutuhan murid yang tidak sama dan memerlukan cara belajar yang berbeda-beda dapat dipetakan terlebih dahulu kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar. Hal tersebut untuk memberikan kesempatan kepada murid supaya belajar secara natural dan efisien. Pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran seperti preferensi terhadap lingkungan belajar, pengaruh budaya, gaya belajar, kecerdasan majemuk dapat kita identifikasi pada murid -- murid kita. Sehingga murid dapat merdeka belajar dan sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid -- muridnya?

Guru diibaratkan sebagai petani dan murid adalah benihnya maka berkembang atau tidaknya seorang murid tergantung dari tindakan yang diberikan guru. Untuk itu dalam proses pendidikan yang dijalankan guru maka setiap keputusan yang diberikannya wajib berpihak pada murid dan berfokus untuk perkembangan murid. Karena setiap keputusan yang diberikan guru sangat berpengaruh dengan kehidupan dan masa depan muridnya. Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajatana materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.

10. Dalam pengambilan keputusan Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul -- modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul -- modul sebelumnya yaitu kita harus berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara, dimana guru menjadi teladan, fasilitator, motivator maupun pembangkit semangat untuk murid -- murid kita. Nilai -- nilai dan prinsip -- prinsip sebagai guru penggerak sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Kepiawaian seorang guru dalam menjadi coach bagi guru lain juga sangat mempengaruhi dalam pengambilan suatu keputusan. Di mana kita harus banyak mendengar, kemudian menuntun murid maupun rekan sejawat menemukan solusinya sendiri. Keputusan yang sudah diambil harus dapat dipertanggungjawabkan. Aspek sosial emosional tak kalah pentingnya dalam suatu pengambilan keputusan, dimana dengan keadaan yang tenang, kita bisa berpikir lambat. Dengan demikian, keputusan yang diambil pastilah sudah dipertimbangkan dan dipikirkan dengan matang. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan -- pertanyaan yang efektif dan komunikasi asertif yang baik akan mengarahkan kita keberbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Sehingga dengan keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri. Tidak sebatas pada murid, keterampilan coaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas praktisi terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfulnes), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Diharapkan keputusan yang diambil setelah melalui proses dan prinsip pengambilan dan pengujian keputusan dapat menguntungkan banyak pihak. Semoga keputusan yang kita ambil dapat memajukan pendidikan di Indonesia.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep -- konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Sebagaimana yang saya pelajari dan pahami, maka ada 4 paradigma pengambilan keputusan:

a. Individu lawan masyarakat

b. kebenaran lawan kesetiaan

c. keadilan VS belas kasihan

d. Jangka Pendek VS jangka panjang

Ada 3 prinsip mengambil keputusan

a. berfikir berbasis akhir

b. berfikir berbasi aturan

c. berfikir berbasi rasa peduli

Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan Mengenali bahwa ada nilai -- nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Mengumpulkan fakta -- fakta yang relevan dalam situasi ini. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola). Pengujian paradigma benar atau salah. Prinsip pengambilan keputusan. Investigasi tri lema. Buat keputusan, meninjau kembali keputusan dan refleksikan Hal -- hal yang menurut saya di luar dugaan adalah ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya mengambil sesuai pemikiran kita saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Karena selam ini saya berargumen jika pengambilan keputusan cukup dengan mengambil keputusan yang memiliki resiko paling sedikit terhadap institusi dan diri sendiri.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pengambilan keputusan yang saya lakukan jauh berbeda dengan konsep yang saya pelajari sekarng ini. Karena dalam kasus sebelumnya saya memutuskan suatu kasus selalu memperjuangkan aturan dan sedikit sekali menerapkan prinsip kepedulian dan tidak pernah melakukan uji regulasi, uji legal dan sebagainya apa lagi melakukan 9 tahapan dalam pengujian hasil keputusan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Konsep yang saya pelajari ini tentunya akan memberikan dampak luar biasa bagi saya dan penerapan dilapangan karena dengan konsep pengambilan keputusan ini maka kemungkinan besar sata tidak akan mengambil keputusan secara sekonyong-konyong tanpa melakukan tahapan pengambilan keputusan yang benar. Sehingga dengan melakukan tahapan yang tepat akan memberikan resiko kesil terhadap pengambilan keputusan yang saya ambil karena yelah melalui tahapan yang seharusnya. Dan setiap keputusan yang akan saya ambil kedepannya akan memihak pada murid. Sehingga akan berdampak bagi kemajuan pendidikan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Saya adalah guru yang merupakan pemimpin pembelajaran maka sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya harus memiliki kecakapan dalam mengambil suatu keputusan sesuai dengan nilai -- nilai kebajikan dan mampu melakukan tahapan-tahapan pengambilan keputusan yang tepat serta melibatkan oraang -- orang atau pihak -- pihak yang berwewenang dalam pengambilan keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun