POV
Syair Gaul Negeri 62 bagian 2
============
Kuingin kau paham, mengerti jalan pikirku. Karena ini menyangkut kehormatanmu. Jika itu ternoda, langit bumi jijik padamu. Perbuatan itu, cara binatang. Merendahkan martabatmu.
Nafsu gila, nikmat dunia bejat. Apakah kau bahagia? Walau sekarang katanya insyaf. Tapi noda itu tetap noda. sudah terjadi. Mau ingkar? Dianggap sepele? Disuruh lupakan? Dianggap tak ada apa apa?
 Syair gaul manusia sinting. Menggadaikan kehormatan sendiri, demi nafsu binatang jalang. Kau puas melakukannya. Berkali kali. Curi curi kesempatan. Aku bisa ditipu. Tapi Tuhanmu Tahu. Sangat Tahu.
Sekarang bilang, itu dulu, sekarang tidak. Dulu kena sihir, sekarang sadar. Terus cari alasan dengan drama munafik. Â Dusta ditutupi dusta. Tak lucu, bestiiii... Kau kira tak ada keadilan didunia ini?
POV kamu, baik baik saja, itu dulu, sekarang tidak. POV aku, siksa sengsara diduakan, kau kira bahagia hidup menerima barang rongsokan. POV Tuhanmu, itu dosa berhadiah siksa. Kau sudah tukar Surgamu dengan cara setan terkutuk.
Tak perlu cari dalil. Itu sudah terjadi. Dilakukan dengan sadar. Sesal dan sadar sudah kadaluarsa. Taruhannya, kehormatanmu sendiri. Karena berkah suci, tak akan turun diwadah yang penuh dusta dan dikotori.
Malang, 18 Mei 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Baca :
Seri Syair Gaul Negeri 62 bagian 1 berjudul Puisi Negeri Enam Dua sbb :
https://www.kompasiana.com/eko67418/6279080cef62f652196f9b53/puisi-negeri-enam-dua
---------------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H