28 April 1949. Hari itu, Kau mati Muda. Jasamu dikenang, Sebagai Hari Puisi Nasional. Agar citamu tetap membara. Untuk seribu tahun.
Karena Si Binatang jalang tetap hidup untuk 1000 tahun. Menuju karyaku ke 1000, puisiku ini sekarang. Di malam 1000 berkah Ramadhan. Tahun ini. Sebuah kebetulan, Semua telah diatur KuasaNya. Skenario teater monolog sang penerus.
Ku baca ulang sajakmu :
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!