Pamer adalah bentuk Pengakuan sosial bak pahlawan di kampung setelah lama merantau yang tentunya stratanya lebih wow dibanding mereka yang tidak merantau. Tentu pamer itu adalah hak pribadi yang jadi kebanggaan, karena tiap orang butuh pengakuan sosial. Yang jadi sorotan adalah sifat pamer penuh kesombongan, karena esensi ramadhan bukanlah demikian. Apalagi stigma pamer jadi acuan wajib, seolah olah yang tak pamer, dianggap tak sukses. Ujungnya dibully, dighibah dan sejuta cap aneh bagi mereka yang tak pamer.
Apakah di moment mudik tahun ini harus ikut ikutan pamer? Itu pilihan pribadi masing masing. Bagi saya pribadi, saya tetap menjadi diri saya sendiri, mudik tetap ajang romantisme yang penuh silaturahmi. Tradisi pamer bukan style pribadi saya. Itu saya, bagaimana dengan Anda?
Malang, 14 April 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H