Stri Nareswari #14 : Romansa Panah Asmara
Ditulis oleh Eko Irawan
---------------------------------
Baca kisah sebelumnya di :
https://www.kompasiana.com/eko67418/61fbde02b4616e2b4a567e92/stri-nareswari-13-rahsya-ken-dedes
Andai aku bisa bertemu Ken Dedes, aku ingin bertanya. Seperti apa Romansa asmaraloka masa Jawa kuno. Cerita Panah asmara dari berbagai peradaban.
Pararaton bercerita seperti ini, "kengkis wetisira, kengkab tekeng rahasyanica, nener katon murub denira Ken Arok," yang berarti "tersingkap betisnya, yang terbuka sampai terbuka rahasianya, lalu terlihat oleh Ken Arok".Â
Ternyata Sederhana saja. Diri Angrok dan Dedes sama sama punya keistimewaan soal sinar "murub" dan Dahyang lohgawe sudah meramalkan keistimewaan yang dilihat Angrok.Â
Sesuatu yang lebih istimewa dari sekedar asmaraloka, tapi juga tentang pasangan istimewa. Tentang pasangan yang kelak melahirkan  raja raja tanah Jawa.Â
Kenapa ada asmaraloka, ada cinta diantara dua anak manusia. Jadi loro wuyung. Sakit kasmaran. Sebab panah asmara terlontar. Menembus rasa. Kenapa panah?
"mitologi purba," tentang panah asmara. Pantheon Yunani menyebut Dewa asmara sebagai "Eros." Dan Romawi menyebutnya "Cupid." Kedua Dewa Asmara itu beratribut panah.
Dalam Hindu, "Kama atau Kamajaya" bersenjata panah pula. Â Panah Dewa Kama adalah "panah bunga (puspabana)".Â
Dalam mitologi Yunani, "Eros", berkenaan dengan "erotis". Â
Panah emas Erotes mampu membuat orang memiliki cinta. Siapapun terkena panahnya, maka hatinya dipenuhi gejolak asmara.Â
Dewa segala hasrat erotis dan daya tarik seksual ini, tergambar sebagai lelaki atletis bersayap dengan busur dan panah.