Mencari cinta Februari bagian. 4
Ditulis oleh Eko Irawan
---------------------------------
Baca kisah sebelumnya di link :
https://www.kompasiana.com/eko67418/620a1b6377cadb710539b1a4/mencari-cinta-februari-bagian-3
---------------------------------
Cinta tak bicara. Saat aku dan dirimu berbagi rasa. Ada diantara kita. Perlukah dibicarakan berdua? Karena ini tentang rasa. Perasaan bernama cinta.
Bukan tentang tafsir. Menurut masing masing. Jujur itu penting, tapi sekarang, kita tak punya waktu untuk bertarung. Perdebatan yang tak penting. Dan Kita punya cerita sendiri sendiri.Â
Menyederhanakan cara. Saat kita punya hidup masing masing. Ini duniaku. Disana duniamu. Punya panggung berbeda, yang tak harus selalu sama. Tapi cukup untuk dimengerti. Untuk dipahami.
Juga bukan tentang ideal. Bukan tentang seharusnya. Juga bukan menurut kata orang. Ini tentang kita. Tentang cara kita bicara. Menyatukan beda. Menyelaraskan rasa. Dan melangkah bersama.
Panggung duniaku, tentu tak sama dengan panggung hidupmu. Caraku, juga berbeda dengan caramu. Juga sebaliknya. Ada berjuta cara. Hingga sikap. Dan tentu memberi rona rona warna.
Kita tak bertarung perbedaan. Kita tak mencari gradasi. Apalagi kontras. Biarkan ini punya warna warna sendiri. Dibahaspun akan berat. Karena yang dibutuhkan sekarang itu, keajaiban. Jawaban sederhana. Yang tak memperumit rasa.
Kulebih baik mengalah. Karena ini bukan soal kalah menang. Bagiku tak penting. Yang sekarang harus ada, adalah perubahan. Menuju lebih baik. Sama nyaman, dalam keterbatasan yang ada. Harus bisa.Â
Jalani cinta dalam beda. Bersatu dalam nada nada yang sudah ada. Kita harus sadari. Kita harus maklumi. Mencari cinta Februari. Milik kita, cara kita.Â
Dan kitapun kadang tak bertemu. Kadang kita jalan sendiri sendiri. Sudah bukan waktunya bertarung yang tak perlu. Karena kita tak mencari kesulitan.Â
Yang kita cari itu rasa. Yang dahulu tak kita miliki. Dan tak perlu ribet, karena ini perasaan yang mewarna masa depan. Mau bagaimana, terserah kita yang jalani.
Mencari cinta Februari. Ada, sekalipun tersembunyi. Tak diakui. Aku terima saja. Itu caramu memperlakukan aku. Biarkan orang lain menafsirkan kisah ini, aku ikkhlas menerima. Bagiku, kau masa depanku. Tak perlu berdebat yang tak perlu.
Mencari cinta Februari. Bukan bahasa cinta anak anak lagi. Cinta ini diperjuangkan, agar kelak menjawab sendiri. Bahwa ini semua, bukan dolanan. Bukan permainan. Tapi ini Takdir Illahi. Menjawab kisah cinta dua anak manusia.
Antara aku Dan dirimu. Untuk selamanya.
Malang, 23 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H