Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencari Cinta Februari (Bagian 2)

11 Februari 2022   21:26 Diperbarui: 11 Februari 2022   21:31 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari Cinta Februari bag.2 (dokpri istimewa)

Baca kisah sebelumnya di link sbb :
https://www.kompasiana.com/eko67418/6203c531bb44861afe5f9382/mencari-cinta-februari-bagian-1
--------------------------------
Tak ada sepenggal kisah, tentang valentine day yang pernah kupunya. Termasuk denganmu. Karena Februari itu, sama saja dengan bulan bulan yang lain. Kok istimewa, ulang tahun saja lupa.

Dibilang iri, iya. Kudengar cerita mereka. Valentine itu, ungkapan rasa cinta romantis, yang dirayakan. Dirasakan berdua. Karena ini menyangkut dua hati, diwaktu istimewa.

Sungguh aku tak punya seperti yang mereka cerita. Kupercaya saja. Aku tak mungkin paksa kekasihku. Untuk ikuti cara mereka. Sementara ini aku dan dirimu. Kita. Cinta kita. Masa depan berdua.

Dan sejak bersamamu, aku tak mau berselisih tentang rasa ini. Untuk apa berselisih paham, jika tak perlu. Jika itu tak penting. Kita bicara, tapi dalam tafsir hati. Diskusi tanpa kata. Diskusi tanpa kalimat.

Dan romantis kita, bukan romantis remaja. Tapi romantisme perjuangan. Masa itu, telah lewat. Telah berlalu. Karena kita, seperti bumi didera pandemi. Serba terbatas. Demi bertahan hidup. Karena ada kisah yang lebih penting, dari ngebucin. 

Aku sayang kamu itu, ada alasan jelas. Kau tahu. Kau paham. Kau, sangat mengerti. Kita ini bukan sedang dolanan. Sedang bermain kisah. Bukti selama ini sudah. Ketulusan. Kesungguhan. Dan tentu, aku tanggung jawab. Kau sudah melihat sendiri. 

Kata orang, aku BLA BLA BLA. Jujur aku tak bisa kontrol orang. Tak bisa kendalikan apa kata orang. Itu hak mereka. Ruginya, mereka tak paham aku. Tak paham Dirimu.  Mereka bicarakan kita. Dan itu jadi kerikil dalam perjalanan kisah ini.

Bagiku, ini hidupku. Aku tak peduli apa kata orang. Aku perjuangkan dirimu, karena aku percaya ini takdir kita. Tapi sikapmu. Keputusanmu. Seolah cinta ini, hanya aku saja, sementara kau kukuh dalam sikapmu.

Aku menghargai caramu. Aku paham, caramu mencintai diriku. Dan ini kita. Bukan apa kata mereka. Kita sepakat jalani. Tanpa berselisih soal yang tak penting. Walau sejatinya, aku ingin romantis bersamamu.

Kita sama rasakan sakit dimasa lalu. Sakitku apa, kau paham. Jika kau tak cerita, aku lebih baik diam. Aku tak mau larut dalam masa lalumu. Dan kita, akan buka lembar baru. Aku tak pedulikan kamu bagaimana. Yang penting aku bersamamu. Hingga ajal menjemputku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun