Apa saat kamu kerja, memiliki standar seragam? Jika tak punya seragam keren, kamu bisa miliki seragam hobi. Ternyata Ada sebuah Hobby unik yang memiliki banyak seragam. Hobby itu bernama Reenactor.Â
Tak hanya koleksi seragam saja, tapi juga mengkoleksi segala pernik kelengkapan dari seragam yang dimilikinya tersebut. Ini bukan kelompok karnaval agustusan lho. Juga bukan cosplay belaka.Â
Bahkan di malang, mereka membangun Museum Reenactor Ngalam yang merupakan satu satunya museum di Indonesia yang menerapkan historical Reenactment.
Apa kamu pernah berkunjung ke sana?Kok berkunjung, hobby Reenactor itu apa, kamu pasti tidak tahu. Artikel berikut mencoba menjawab berseragam itu keren sebagai hobby. semoga informatif dan menginspirasi. Selamat membaca.
Mau Jadi Apa, ini Hobbynya.
Dalam Reenactor, para penghobbynya bisa menjadi apa saja. Jadi TNI. Polisi. Bahkan bisa jadi tentara Inggris atau pasukan SS Nazi. Berseragam itu keren saat mereka berimpresi memakai seragam seragam tersebut.
Reenactor itu bukan tentara atau polisi gadungan. Ada oknum yang membeli seragam polisi atau TNI untuk tujuan tidak elok. Mereka mengaku aku sebagai aparat untuk tujuan kejahatan atau penipuan. Mereka membeli seragam dan kelengkapan petugas jaman now.Â
Reenactor membeli seragam, bukan seragam era jaman now, tapi seragam jadoel sesuai masa sejarah yang sedang dipelajarinya untuk kepentingan impresi.Â
Reenactor membeli seragam tersebut untuk belajar mencintai sejarah. Dan impresi adalah proses memerankan peran atau reenacting. Jadi dengan Reenactor, bisa jadi apa saja. Tapi tidak ngawur lho. Karena Reenactor punya kajian ilmiah hingga seragam yang dipakai bersifat otentik. Hal hal yang tidak sesuai dengan bukti sejarah disebut farb.
Dalam reenactor, Farb harus dijauhi, karena tidak masuk logika waktu sejarah. Contoh farb adalah memakai jam tangan digital untuk impresi tahun 1945. Pertanyaannya, apa di tahun 1945 jam digital sudah ada?
Sumber yang dicontoh, juga menentukan. Reenactor menggunakan bukti sejarah berupa foto, video dan teks book literasi.
Cosplay menggunakan film, manga, kartun dan fiksi. Sekalipun sama berseragam keren, reenactor dan cosplay itu berbeda sumber. Dalam cosplay bebas impresi sekalipun farb.
Dan prinsip Reenactor itu taat hukum yang berlaku positif dalam suatu negara. Jika ada logo atau organisasi terlarang, maka reenactor tidak akan melakukan impresi diwilayah tabu tersebut.Â
Reenactor berprinsip no political issue. Artinya tidak ada unsur politik atau sebagai afiliasi politik tertentu dalam sejarah, tidak memihak dan tidak terlibat urusan politik praktis kekinian.Â
Reenactor itu netral dan tidak ada hubungan politik tertentu dalam suatu peristiwa sejarah yang diangkat. Contoh, saat impresi agresi militer, maka harus ada yang jadi pejuang republik dan ada yang jadi Belanda. Saat Reenactor jadi Belanda, secara politis bukan pendukung kolonialisme.Â
Apa sih Reenactor itu?Â
Reenactor adalah metode pembelajaran sejarah dengan cara reka ulang atau historical Reenactment. Reenactor rata rata rata fokus pada sejarah WW 1 dan WW 2.Â
Tujuan pembelajaran ini adalah menumbuhkan keminatan belajar sejarah  dengan cara memerankan langsung, sehingga seragam adalah bekal utama seseorang masuk dalam hobby Reenactor.
Pelajaran sejarah adalah materi pembelajaran yang membosankan dan cenderung hafalan. Esensi sejarah tidak bisa jadi faktor membangun karakter.Â
Dengan metode Reenactor, seseorang belajar dan mendalami sejarah dari rasa bangga berseragam keren sehingga makna pembelajaran lebih mengena.Â
Jadi saat berseragam, seorang Reenactor harus tahu sejarah yang dipakainya. Misal kenapa logo bendera merah putih dipasang disaku dada kiri. Sementara yang umum sekarang itu dipasang di dada kanan. Para pejuang dahulu tidak memakai emblem nama, beda dengan organisasi komunitas sekarang memakai nama.Â
Reenactor tidak memakai logo organisasi jaman now. Jika ada yang ngaku Reenactor tapi memakai logo logo organisasi jaman now, itu bukan Reenactor. Karena logo logo itu belum ada di tahun 1945.Â
Banyak organisasi berdandan ala pejuang, tapi memakai aktibut mulai pangkat, pin dan tanda jasa berlebihan. Mereka bukan Reenactor. Saat perang kemerdekaan, para pejuang tidak pakai pangkat seperti itu, kecuali upacara resmi.
Reenactor juga tidak memerankan sosok pahlawan, misal menjadi Soekarno, kecuali untuk visualisasi tema tertentu yang mengharuskan ada tokoh tersebut ada dalam satu frame multimedia yang dibangun. Reenactor tidak pernah memerankan personal tertentu, tapi lebih banyak memerankan pasukan pejuang.
Hal hal ngawur dan tidak sesuai fakta sejarah tidak dikenal didalam Reenactor.
Dan untuk memperoleh seragam otentik ini, banyak riset ilmiah dilakukan dan kadang sampai berburu hingga ke pelosok negeri. Inilah uniknya hobby Reenactor. Belajar sejarah dari berseragam itu Keren.
Ikuti tulisan tentang Reenactor di tulisan saya selanjutnya atau ditulisan sebelumnya di tag #reenactor ngalam atau #reenactormenulis . Semoga menginspirasi.
Museum Reenactor Ngalam, 4 Februari 2022 ditulis Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H