Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Stri Nareswari #11: De Potrait Beelden Bagian 2

17 Januari 2022   20:36 Diperbarui: 17 Januari 2022   22:00 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stri Nareswari #11 (dokpri istimewa)

Baca kisah Sebelumnya: di SINI
---------------------------------
Di taman itu, aku bertemu Patungmu. Ditaman itu, aku menjumpai potret patung dirimu. Sebuah maha karya sempurna, dari masa Tumapel. Tentang wanita Utama.

Banyak orang menyangka, Jawa kuno itu tak canggih. Peradabannya tak maju. Orangnya bodoh. Namun karya patung ini jawabnya. Ini jelas dipahat para ahli, didalamnya penuh filosofi. 

Kadang aku berpikir. Komplek Prambanan, katanya dibangun oleh bangsa Jin, hanya dalam semalam. Itu dongeng. Orang yang buta sejarah. Padahal itu meremehkan karya nenek moyang. Melecehkan peradaban bangsanya sendiri. 

Sejarah membuktikan, bangsa ini pernah maju. Mereka punya tehnologi. Bangsa ini pernah jadi pusat peradaban. Namun sayang, bangsa ini malas literasi. Malas menulis. Malas membaca. Malas belajar. 

Kebesaran masa lalu tergerus jaman. Perlahan dilupakan. Padahal itu asal usulmu. Nenek moyangmu. Dan sekarang, yang punya peradaban tidak tahu. 

Hanya sibuk mencari sandang pangan. Sibuk meniru gaya modern, tapi punya bangsa lain. Melupakan jati diri. Dan menganggap kemegahannya dibangun bangsa Jin. Sungguh kesimpulan yang sangat bodoh.

Sungguh sejarah hanya diingat dan disampaikan dari mulut ke mulut. Tak pernah ditulis. Seberapa mampu, memori itu tersimpan. Pasti dikurangi. Ditambah. Bercampur tafsir. Dari jaman ke jaman. Dan berpolarisasi. Yang nyata menjadi Fiksi. 

Aku termenung. Dikira gila. Tapi biarlah apa kata mereka. Aku sedang mencari mata air peradaban. Tentang Stri Nareswari.

Banyak misteri yang jadi perenungan. Tentang dadamu yang terbuka. Banyak tanya tentangmu. Seolah porno untuk jaman ini. Tapi liputan ini jawabnya.


Ken Dedes adalah ibu. Seolah ibu dari peradaban Jawa. Kaulah wanita utama, ibu dari para raja Singhasari dan Majapahit. Patung aslimu pernah jauh di Belanda. Sekarang telah kembali ke pangkuan Pertiwi.

Titik awal ajar. Dari de potrait beelden. Potret patungmu. Tersurat dan tersirat untuk diurai. Dibahas tentang tingginya peradabande nenek moyang. Tentang stri Nareswari.

Ini bagian dari peradaban. Ini seni yang patut diuri uri. Dipelajari kembali. Peradaban masa Jawa kuno sudah maju. Diakui atau tidak, ini ada. Milik bangsa ini.

Banyak filosofi yang bisa dipetik. Dari sejarah jati diri bangsa ini.  Jika dulu Semaju itu, apa yang bisa kita sumbangkan, untuk masa depan bangsamu sendiri.

Renungkan lah duhai Para Penerus Bangsa.


(Bersambung)

Malang, 17 Januari 2022
Ditulis oleh : Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun