Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Januari dari Titik 0 Jogja (bagian 2)

10 Januari 2022   01:10 Diperbarui: 10 Januari 2022   01:44 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Januari dari titik 0 Jogja bag.2 (foto diolah dari Karya Gono Mamiek Santoso)

Baca kisah sebelumnya di link sbb

_______________

Sayangku, buatlah aku semangat untuk melakukan apapun untukmu. Kau adalah pemantik. Jangan padamkan diriku. Dengan sikapmu. Karena dirimu sedang kuperjuangkan.

Tuhan mengirim titah. Pertemuan kita itu, ajaib. Amazing. Ada Kuasa Illahi yang mengaturnya. Dan ada amanat doa yang sedang diperjuangkan. Dan aku tak akan ingkar dengan amanat itu.

Orang melihat aku itu... Hanya kulit. Berjuta fitnah menempel dijubahku, seolah itulah diriku yang mereka kenal. Tentang aturan ideal. Panji bahagia menurut kata mereka. Bukan fakta hati dari nuraniku. Yang menangis.

Aku bukan mulut ember. Yang menceritakan hidupku sebagai entertainmen. Aku hanya pura pura baik baik saja. Untuk menutup, apa yang kusebut aib. 

Mereka yang kau bilang, info A1. Paling valid. Fix. Bisa dipercaya. Pada ujungnya, hanya adu domba. Cerita jujurku, dikeroyok info fitnah dari mereka yang tak suka kita bahagia. 

Ini kita. Aku tak dihidupi mereka. Aku cari makan sendiri. Cari uang sendiri. Ini hidupku sendiri. Dan aku hidup ini, bukan diurusi mereka. Kenyataannya, mereka hanya tukang kritik. Tukang rasan rasan profesional. Ghibah itu apa berpahala?

Aku membuka hati untukmu. Kubuka tabirku agar kau bisa memahami diriku. Keraguanmu itu, bersumber pada kata orang. Jika kita nurut kata mereka, dijamin tak akan meraih bahagia. Karena mereka adalah para setan yang melalaikan takdir dua kasmaran. Aku dan dirimu.

Didepanku, mereka bertopeng dewa. Tapi dibelakang ku, mereka menjual aib. Ditambah bumbu fitnah. Dan itu menyebar seolah aku orang paling laknat. Mereka seolah malaikat paling suci, yang ahli mencela. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun