-------------------
Jogja never ending story. Selalu ada kisah disetiap langkah. Menarik disetiap jengkal. Kerinduan yang dinikmati. Berdua bersamamu. Hingga ke titik nol jogjakarta.
Kita telah sampai di sana. Mengakhiri kisah pedih yang lalu. Lembar baru dimulai. Desember 0 km Jogja. Bersamamu, hidup akan lebih indah. Seromantis Jogjakarta.
Pegang erat tanganku. Biarkan mereka bicara. Ini hidup pilihan kita sendiri. Kita sudah menelan pahitnya kisah. Saatnya manis, jadi milik kita. Bukan menurut apa kata orang.
Senja mulai bergelayut mesra. Dipenghujung Desember. Menyambut tahun baru, harapan baru. Dan itu bersamamu, dalam senyum dan saling pandang.
Sejenak menepi. Jogja itu perpaduan alami, antara pedagang asongan. Hingga mall raksasa. Metropolitan yang memeluk tradisional. Berpadu mesra dalam kerinduan.
Mungkin hanya asbak murah. Berbentuk Prambanan. Namun akan merekam kisah kita. Pernah ke Jogja. Memulai lembar lembar baru. Yang akan datang.
Langkah terus berlanjut. Hujan menyambut. Hingga kita menyeberang. Untuk berteduh diteras Museum Sono Budoyo.
Besok kita akan ke Sono Budoyo. Menelusuri museum budaya Jawa. Tapi petang ini, kita lanjut jalan. Kembali ke kampung sosrokusuman.
Gedung heritage bertebar diperempatan itu. Tampak indah disenja kala. Serasa Jogja jadi milik berdua. Menikmati senja di jogjakarta.
Pasangan muda pasangan muda mulai memadati. Kita memang terlambat untuk bersama. Harus lalui kisah pahit. Tapi tiada terlambat, karena sekarang kita berdua. Diujung Desember ceria.
Kita sejenak duduk di bangku kemesraan. Menikmati lalu lalang. Sebentar lagi kota Malang juga berbenah. Menyulap jalanan Kajoetangan. Menjadi kembaranmu.
Suasana kajoetangan serasa Jogja. Malang memang bukan Jogja. Dan Jogja itu bukan malang. Sepulang dari sini kita akan kesana. Saat rindu Jogja kembali bergelayut.
Jogja memang menanam rindu. Rindu untuk datang kembali. Mengenang setiap langkah. Saat kita tak bisa ke Jogja, kajoetangan akan jadi obatnya.
Kelak di kajoetangan. heritage kolonial akan dipadu tabebuya. Bangunan Eropa, bernuansa negeri sakura. Tlatah budaya Malangan berpadu budaya Mataraman.
Jogja memikat semua hasrat. Kotaku juga terpikat, untuk berkiblat Jogja. Berilah nuansa baru khas kotaku. Bukan sekedar logo singa dan logo tugu.Â
Malang juga punya ciri khas. Copy paste tak mencerminkan itu. Cerdik pandai pasti punya data. Seharusnya seperti apa budaya Malangan, nyawa itu perlu. Untuk membangun Rindu. Semoga bukan sekedar study tiru, tapi hilangkan ruh aslinya. Kita punya budaya, ayo tampilkan dengan bangga.
Semoga saja. Kita hanya mampu berdoa. Hari ini, Desember ini, kita menikmati Jogja. Dunia kita sendiri. Mengarungi kisah, berdua, bersamamu.
Desember 0 km Jogja. Rekam kisah kita berdua. Kita telah disini. Awal hidup kita. Meraih asa. Berdua pasti bisa.
Djogjakarta, 29 Desember 2021
Oleh Eko Irawan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI