Apakah manusia sedang sakit. Sakit jiwanya. Sakit ruhaninya. Mencari cari lahan untuk eksploitasi. Dunia khayal pun dikuasai kapitalis. Para pengkhayal digiring. Dipaksa tunduk membeli tekhnologi.Â
Matinya kemanusiaan. Yang penting dunia Maya. Bisa dibranding sesuka hati. Dipoles dalam kebebasan ilusi. Bebas. Merdeka. Tapi di alam semesta fiktif.
Manusia sudah bosan jadi manusia. Dunia nyata ditinggalkan. Untuk merebut dunia khayal, penuh impian. Dunia metaverse itu, dunia para pemimpi.Â
Sibuklah dialam fiksi. Hidup nyata dikorbankan demi bahagia aneh yang tak ada. Lupa ibadah pada Tuhan. Lupa berjuang dalam Tuntunan Agama. Semua dihipnotis dalam gemerlap tehnologi. Alam semesta Fiktif.
Ini jebakan untuk para lalai. Tekhnologi yang membunuh hakikat. Terjebak dalam game yang menyibukkan diri. Keluar biaya besar untuk membeli mimpi. Sia sia, tak merasa Dirampok tehnologi. Membeli sesuatu yang fiktif. Tapi digandrungi.
Bahagia macam apa yang sedang dikejar. Gengsi apa yang kau miliki. Memuja tehnologi fiksi. Hilang warasmu, kapan kau raih pahalamu. Bekal hidup langgeng setelah matimu, ditukar surga khayal dalam virtual reality.Â
Malang, 28 Desember 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H