Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alam Semesta Fiktif

28 Desember 2021   23:39 Diperbarui: 28 Desember 2021   23:41 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah manusia sedang sakit. Sakit jiwanya. Sakit ruhaninya. Mencari cari lahan untuk eksploitasi. Dunia khayal pun dikuasai kapitalis. Para pengkhayal digiring. Dipaksa tunduk membeli tekhnologi. 

Matinya kemanusiaan. Yang penting dunia Maya. Bisa dibranding sesuka hati. Dipoles dalam kebebasan ilusi. Bebas. Merdeka. Tapi di alam semesta fiktif.

Manusia sudah bosan jadi manusia. Dunia nyata ditinggalkan. Untuk merebut dunia khayal, penuh impian. Dunia metaverse itu, dunia para pemimpi. 

Sibuklah dialam fiksi. Hidup nyata dikorbankan demi bahagia aneh yang tak ada. Lupa ibadah pada Tuhan. Lupa berjuang dalam Tuntunan Agama. Semua dihipnotis dalam gemerlap tehnologi. Alam semesta Fiktif.

Ini jebakan untuk para lalai. Tekhnologi yang membunuh hakikat. Terjebak dalam game yang menyibukkan diri. Keluar biaya besar untuk membeli mimpi. Sia sia, tak merasa Dirampok tehnologi. Membeli sesuatu yang fiktif. Tapi digandrungi.

Bahagia macam apa yang sedang dikejar. Gengsi apa yang kau miliki. Memuja tehnologi fiksi. Hilang warasmu, kapan kau raih pahalamu. Bekal hidup langgeng setelah matimu, ditukar surga khayal dalam virtual reality. 

Malang, 28 Desember 2021

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun