"Seperti perkawinan antara Semar dan Nini Towok dalam teks Sudamala. Keduanya digambarkan sangat bernafsu dalam seks. Nini Towok digambarkan jalannya pelan dan perutnya gombyor. "
"Dalam relief kisah Arjunawiwaha di Gua Selomangleng, Tulungagung, tokoh Panakawan, baik perempuan maupun laki-laki digambarkan berbadan serba gemuk dengan mulut lebar dan bibir tebal."
"Contoh perempuan tipe padmini terdapat dalam teks Sri Tanjung. Ia merupakan perempuan yang tinggal di sebuah wanasrama. Ini mengacu pada kasta Brahmana. Ia digambarkan pula sebagai perempuan berkulit halus, cantik, tenang, dan jalannya seperti angsa."
"Prasasti Kayumwunan (824 M) yang menyebut Pramodyawarddhani, permaisuri Rakai Pikatan, raja keenam Kerajaan Medang (Mataram Kuno) cara berjalannya seperti angsa, suaranya bagaikan tekukur, matanya bagaikan menjangan. Ciri ini lebih mirip dengan tipe padmini."
"Dalam Prasasti Pucanan (1037 M). Prasasti ini melukiskan Sri Isanatunggawijaya bagaikan seekor angsa yang mempesona karena tinggal di telaga Manasa yang suci."
"Pramodhawarddhani maupun Isanatunggawijaya adalah putri raja yang sangat taat pada agama sehingga lebih pantas dimasukkan ke dalam tipe padmini atau mereka tipe perempuan paling baik yang di dalam bahasa Jawa disebut dengan padmanagara."
"Itulah ciri ciri utama Stri Nareswari. Pelajari anandaku. Ini dasar utama. Pelajaran lanjutan, akan disampaikan Mpu Purwwa, sahabatku"
Pembicaraan usai. Sang Danghyang Lohgawe memohon ijin untuk meneruskan ke Pawitra. Menanti petunjuk semesta. Kejayaan Negeri Nusantara.
(Bersambung)
Malang, 27 Desember 2021
Ditulis oleh Eko Irawan