22 Desember diperingati sebagai hari ibu, lanjutan dari novel Stri Nareswari kali ini mengangkat tema Stri Nareswari sebagai ibu para Raja. Selamat mengikuti.
Baca juga kisah sebelumnya di Link sebagai berikut :
https://www.kompasiana.com/eko67418/61bb23b406310e3efc534fb2/stri-nareswari-6-di-timur-kawi
-------------------------
Di Timur Kawi. Peradaban di timur Jawa dimulai. Prasasti tertua yang diketemukan berangka tahun 760. Itulah tlatah lahirku. Malang Raya.
Stri Nareswari, bagiku tetap aktual. Karena dibalik pria sukses, pasti ada wanita tangguh. Ibunya. Dan wanita pendamping hidupnya.
Mau dijadikan apa seorang anak, ada pada asuhan ibunya. Terima kasih Ibu, engkau sudah membimbingku hingga aku dewasa. Menjadi aku yang sekarang.
"Bangunlah anandaku" Sang Mpu Purwwa membangunkan aku di bale bale bambu. Aku tertidur disana. "Kita akan istirahat disini untuk beberapa saat. Lihatlah mereka perlu memulihkan tenaga untuk kembali ke Kota raja."
Hamparan sawah di Jenggala, dengan sejuk udaranya. Aku duduk ditemani MPU Purwwa. Sang Ayahanda Stri Nareswari.
"Jika kau cari takdir jodohmu, carilah yang terbaik Anandaku" pesan MPU Purwwa. "Ingatlah apa yang diamanatkan ibumu, Anandaku."