Hujan ini sama. Sama basah. Sama berteduh. Sama berdua denganmu. Dalam cerita hujan. Manusia kasmaran.
Ke batu. Ke puncak payung. Kita juga menembus hujan. Hingga tembus jas hujan kita. Hangat ditebus bakso dan dihibur curhat cinta
Juga saat berteduh di citro Roso, pintu gerbang tol pakis. Juga diruko tutup disebelah toko roti. Hingga dipasar besar Malang dengan jas hujan kresek merahnya.
Kita menyimpan banyak romantisnya hujan. Menunggu reda. Untuk lanjut dalam rajut kasih. Melepas penat. Menunggu terwujudnya cita.
Tapi, merasakan hujan di Jogja itu beda. Terbesit rindu didalamnya. Ada rasa lain saat menepi. Menunggu terang, dalam nauangan asmara.
Saling pandang. Dalam bahasa mata. Kau dan aku. Hujan tetaplah sama. Tapi di Jogja, terasa tak sama.
Malioboro, 20 Desember 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H