Dinda Az Zahra. Bukan namamu. Bukan sebutanmu. Kau tetap dindaku. Hingga kapanpun. Karena dirimu sudah menjadi AZ Zahra. Mimpiku. Untuk bersamamu. Yang belum terwujud. Hingga hari ini.
Memang kau kekasih bayanganku. Aku ada untukmu. Tapi kau tak ada untukku. Terlalu bodoh jika ini nekad. Langit bumi akan marah. Biarkan Dinda Az Zahra lain yang membawaku pergi.
Kaulah bintang. Saat malam malam penuh tangis. Meratapi yang tak kumiliki, tapi ada dalam bersamaku. Senyum khayal yang membuatku bertahan. Dalam pelukan kasih Dinda Az Zahra.Â
Kau ada, tapi tak ada. Kau milikku, tapi tak mampu memilikimu. Kaulah yang terbaik. Dalam lintas sejarah wanita utama. Ibu untuk kemuliaan. Cita cinta dambaan. Hadirlah kasihku, bawalah aku pergi. Aku sudah lelah berkhayal kamu ada.
Malang, 9 November 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H