Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Menjaga Moodbooster Solusi Lancar Berkarya

8 Oktober 2021   20:22 Diperbarui: 8 Oktober 2021   20:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moodbooster adalah senjata pamungkas yang harus dimiliki oleh para content creator, termasuk penulis. Dalam kehidupan seseorang, berbagai masalah bisa muncul setiap saat dan bisa menguras habis moodmu berkarya. Tak berkarya itu serasa bikin panik, karena kita dinilai dan dihargai dari jerih payah kita berjuang, bukan dari banyaknya kita beralasan untuk tak melakukan apapun. 

Mati ide bisa dialami semua creator dan menghentikan konsep kreatifnya. Bagi yang sudah sukses menambang cuan, tentu tak masalah. Cuan itulah motivasinya. Berhenti berkarya sama dengan mengosongkan isi dompetnya. Gawat bukan? Tapi creator yang masih berjuang dan menjadikan menulis sebagai Hobby, proses hilangnya mood ini sangat signifikan. Dia creator yang belum dibayar. Nulisnya masih gratisan. 

Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, harus bekerja dilain bidang. Waktunya habis untuk cari kehidupan, dan menulis hanya passion sampingan. Berikut tips menjaga moodbooster agar tetap membara dan tidak membunuh faktor kreatifmu berkaryamu. Semoga menginspirasi.

Miliki Hobby di dalam Hobby 

Sebuah Hobby, mutlak harus menyenangkan, membuatmu tenang dan membuat pikiranmu kembali fresh setelah menjalankan aktivitas berhobbymu. Hobby harus mampu melupakan sejenak kejenuhan hidupmu. Sudahkah Hobby menulis membuatmu seperti kriteria tersebut? 

Bagi mereka yang tak bermasalah dengan cuan, seperti dosen atau karyawan sukses, tentu tak ada masalah dengan menulis. Baginya, menulis adalah proses aktualisasi diri. Tak mikir beras didapur mau habis dan dompet melompong. Besok gimana? Itu tak ada dalam kamus mereka. Namun penulis freelance gratisan yang bermotivasi idealisme, tentu kesulitan ekonomi jadi beban hidupnya. Saat ide lewat, bersamaan dengan berita beras didapur habis, mana yang didahulukan?

Apalagi penulis yang kesulitan ekonomi, secara finansial lemah, ujung ujungnya konflik rumah tangga. Tambah runyam masalah hidup yang dihadapinya. Kapan dia mampu menulis dalam kondisi galau, lapar, putus asa, patah hati.........dan seterusnya.

Menangkap ide dibutuhkan mood yang kuat. Bisa ditulis atau dipotret, agar tidak lupa. Ide itu gratis tersedia disemua lini kehidupan. Konflik yang sedang kamu hadapipun bisa jadi ide menulismu. Dan Salah satu cara menjaga moodboostermu tetap menyala adalah punya Hobby di dalam Hobby.  

Hobby saya selain menulis, saya juga punya Hobby fotografi, bikin konten video, mengembangkan Hobby Reenactor dan ternyata saya juga diecaster, penghobby mainan mobil miniatur diecast. Ini contoh Hobby fotografi saya merekam Hobby diecast 

Red Lamborgini dokpri
Red Lamborgini dokpri

Saya belajar management konflik kepada anak anak. Saat mereka suntuk dan jenuh, bermain adalah cara mereka menyelesaikan masalahnya. Bermain mobil mobilan bagi anak kecil adalah menumbuhkan imajinasi. Saat dewasa, imajinasi ini terbunuh pelahan. 

Seorang konten creator yang miskin imajinasi, karyanya hambar tanpa sensasi. Imajinasi adalah moodbooster yang harus dibangun dan dijaga. Salah satunya miliki Hobby yang sifatnya bermain. Selain Hobby mobil mobilan, saya juga Hobby perang perangan. Itulah Hobby Reenactor, yang terekam melalui foto sbb 

Surabaya juang, reka ulang hari pahlawan di Surabaya
Surabaya juang, reka ulang hari pahlawan di Surabaya

Sejak aktifitas bermain ini menjadi Hobby di dalam Hobby jadilah moodbooster yang luar biasa memotivasi saya untuk tetap berkarya sekalipun masalah hidup bertubi tubi menghantammu. Jadi jangan malu punya Hobby yang sifatnya bermain. Walau seperti anak kecil, ternyata itu cara mujarab membangun moodboostermu.

Bangun komunitas sesama penghobby 

Saya termasuk seorang yang gemar berkomunitas. Dalam menulis, saya juga gabung dalam Bolang Kompasiana. Dalam Hobby foto saya gabung dalam komunitas foto. Dalam Hobby perang perangan, saya bersama sama teman teman Kampoeng Sedjarah, membangun komunitas dan Museum Reenactor Ngalam. 

Dengan berkomunitas, kita jadi punya teman yang bisa diajak curhat. Kita bukan manusia super kok. Kita masih butuh orang lain yang bisa memanusiakan manusia. Banyak ilmu yang bisa didapat dari berkomunitas. 

Bagi rekan yang masih sorangan wae, cobalah buka diri dengan sesama, dan temukan caramu bersosialisasi melalui komunitas Hobby. Asyik kok, disanalah kita berkolaborasi membangun visi misi yang disepakati untuk beraktualisasi secara positif.

Ojo Gampang Purik 

Berhobby dalam komunitas itu asyik, dibanding jalankan Hobby sendiri. Yang Hobby sepeda, Ndak asyik dong sepedaan sendiri. Asyiknya itu bareng bareng. Tapi jangan mudah purik. Itu istilah Jawa yang menggambarkan sikap kekanakan dan tak dewasa. Bentar bentar menyatakan berhenti dan pensiun. Lalu jual koleksi yang dimilikinya. 

Dunia komunitas memang easy going. Nyantai dan tak ada pakem mengikat. Asyik asyik saja, tapi tak semua orang bisa menikmati cara seperti itu. Disini kamu bisa menemukan militansi bersikap. Walau tak digaji dan tak ada fasilitas, jiwa sosial komunitas bisa tumbuh. Inilah yang membantumu menjadi sosok pejuang tangguh dalam memperjuangkan suatu kegiatan. 

Bangunlah suasana nyaman sesama penghobby dan mulailah berkarya nyata. Sikap gampang purik, menyerah dan sikap negatif lainnya bisa terbangun dalam komunitas. Jangan mengasingkan diri dari apa yang kamu sukai. Bergembiralah bersama teman sehobbymu, dan temukan moodboostermu.

Tak ada Hobby murah 

Manusia itu berarti saat dirinya menginspirasi orang lain dengan karya karyanya. Sebagai penulis, tentu pekerjaan mulia yang abadi tak kenal pensiun. Untuk menjadi penulis, perlu banyak bergaul, melakukan riset dan punya Hobby yang bisa membangun moodboosternya agar tetap tumbuh. 

Sepanjang itu sisi positif menurut keyakinan masing masing, maka lakukanlah. Kadang karya kita itu tak dihargai orang. Itu wajar. Karena kamu tak dikenal. Tak kenal maka tak sayang. Dengan menerapkan passionmu dimana, disitulah kamu bisa menjadi diri sendiri dan tidak ribet dengan tuntunan ala si a atau si b. 

Kamu tak bisa meniru orang lain. Mereka punya dunianya sendiri yang kamu tak punya. Temukan dirimu dan formulasi moodboostermu ada dalam passionmu sendiri. Jujur tak ada Hobby yang murah, misal untuk menjadi Reenactor genre WW2 misalnya, untuk satu set pakaian ala serdadu Jerman, tak bisa semudah membalik telapak tangan. Butuh belajar, membaca, dan mempelajari pakaian yang cocok. 

Bahkan untuk itu harus import dari luar negeri. Jika itu sudah mahal, lalu kamu egois tak mau bergaul dengan sesama penghobby, maka untuk apa? Muspro orang Jawa bilang. Akhirnya purik dan dijualah seragamnya itu. Dalam dunia dicaster, harga sebuah diecast bisa dibilang diatas 10 ribu sampai jutaan. 

Belum untuk belajar fotografi. Berapa harga kameranya. Semua butuh waktu, proses dan biaya. Jika tujuannya hanya ikut ikutan, kamu akan jadi orang lain. Tujuan hobbymu kandas. Dan akan jadi masalah karena hobbymu itu menguras sumber dayamu sendiri. 

Berhobby genre bermain adalah usaha menumbuhkan moodbooster agar tetap menyala dan semata mata untuk membuat dirimu nyaman berkarya. Tapi ingat, jangan kelewatan. Ukur juga kemampuan kantongmu. Jadilah dirimu sendiri dan mulailah semampu kalian sendiri.

Bagaimana menurut anda?

Malang, 8 Oktober 2021

Oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun