Kamu hebat, punya inovasi, punya pengetahuan luas tapi tidak menulis, selamat, dirimu akan tenggelam ditelan jaman.
Banyak orang orang hebat, berkarya diberbagai bidang dan sangat luar biasa pada masanya, tapi tidak menulis dan tidak ada yang menulis tentang dia, maka prestasinya tidak akan pernah diketahui.
 Dia tidak akan punya arti apapun, apalagi menginspirasi generasi 30 tahun kemudian. Ada, tapi tidak bermakna. Tradisi menulis punya makna penting bagi kehidupan manusia, khususnya bagi yang tertarik pada bidang sejarah. Â
Coba amati foto berikutÂ
Masyarakat disekitar menyebutnya watu godeg. Godeg dalam bahasa Jawa artinya sikap geleng kepala sebagai penanda tidak tahu, tidak mengerti dan tidak paham.Â
Foto diatas adalah foto prasasti turyyan dikeluarkan jaman MPU sindok dari Mataram kuno dikeluarkan pada tahun 929 Masehi. Pada tahun tersebut, tradisi menulis atau citralekha mulai digiatkan agar sebuah informasi bisa tetap tersampaikan hingga seribu tahun kemudian.Â
Prasasti tertua yang diketemukan di Jawa timur, adalah prasasti Dinoyo berangka tahun 760 Masehi. Makna apakah yang bisa dipetik dari sekelumit fakta diatas?
Saat dirimu tak dikenal, maka orang lain yang ditanya tentang siapa dirimu, apa prestasimu, akan godeg. Tidak diketahui. Sekarang, tak perlu menulis di media batu. Tapi tidak membudayakan berliterasi, malu dong sama nenek moyang yang sudah membudayakan tradisi menulis.Â
Jika dipikir logis, seribu tahun lalu, menulis di media batu, bagaimana caranya. Padahal jaman smartphone sangat memudahkan proses menulis, bisa langsung digenggaman. Sangat mudah. Saya menulis ini juga via android. Jadi bagi yang tak nulis diera sekarang, rasanya aneh. Padahal bisa chatting di medsos, tapi kok tidak menulis?
Tips Menulis itu GampangÂ
Sampaikan dengan menulis. Apa saja. Asal sesuai passion kamu. Sekarang tak dibaca orang? Tak masalah. Seorang Tom Pires yang menulis Suma oriental, tak pernah tahu karya tulisnya sangat berarti bagi sejarah Asia tenggara.Â
Dia menulis petualangannya, dan baru ratusan tahun kemudian, karya itu diketemukan dipedagang loak. Ternyata itu kitab seharga permata, karena disana banyak diketemukan fakta baru yang berguna bagi sejarah peradaban manusia di Asia tenggara.
Berikut beberapa tips agar budaya menulis jadi sangat gampang. Selamat mencoba.
1. Menulis di medsos. Tak punya akun medsos? Aneh rasanya jika generasi jaman now tak punya akun medsos. Facebook adalah akun medsos yang banyak jadi pilihan menulis. Menulis di Facebook atau grup grup didalamnya banyak dijadikan pilihan, karena mudah, simple dan tidak ribet. Buat jaringan pertemanan, buka pertemanan baru yang sehobby dan kembangkan bakat menulismu disana. Sayapun juga pernah intens menulis di Facebook. Seperti ini screenshoot tulisan saya di facebook
2. Menulis di media online. Saya tergabung di Kompasiana sejak 2018 dan saya memilih Kompasiana, karena disini bisa dikembangkan menulis ala diri kamu banget. Namun bagi yang tak suka tulisanmu dimoderasi sama admin, ya nulis di website pribadi. Misal di wordpress atau blogspot.Â
3. Temukan passion menulismu. Sebenarnya menulis itu gampang asalkan sesuai passion kamu. Menulis itu harus dari panggilan hati. Tidak disuruh dan tidak dipaksa.Â
Saat kuliah, bisa menulis. Karena motivasinya dapat nilai. Setelah lulus, hilang sudah kemampuan menulis, karena menulis harus disuruh suruh terlebih dahulu. Saat passion menulis jadi life stylemu, maka disitulah menulis jadi gampang.
4. Tulis saja, jangan banyak alasan. Jika ingin ide inovasimu dikenal orang, tulislah. Itu cara menyampaikan gagasanmu pada dunia. Kuasai google dengan karyamu dan itu merupakan kunci sukses dalam segala bidang pekerjaanmu. Branding diri bisa dibangun dengan menulis.Â
Memang banyak orang bilang tak bisa menulis. Belum mencoba, sudah menyerah. Bilang tak bisa. Mereka lupa, mengatakan tak bisa adalah doa motivasi agar dirimu tak bisa dan celakanya itu dikabulkan. Tak ada yang tak mungkin didunia ini. Jadi kendala menulis itu sebenarnya hanya satu. Banyak alasan. Sepanjang dirimu mencintai banyak alasan sebagai dalih, maka nikmatilah banyak alasan menghambat dirimu mengeksplore passionmu.Â
Selamat menulis, semoga menginspirasi.
Malang, 28 Juli 2021
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H